Sukses

Sariman Cilacap, Lulusan SD Sukses Ciptakan Mesin Aspal

Alat berat karya Sariman ini banyak menggunakan barang bekas dan konsep mesin sederhana.

Liputan6.com, Cilacap - Sepintas mendengar nama Sariman, warga Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, terdengar bukan siapa-siapa bagi masyarakat kebanyakan.

Sosok ayah empat anak ini tidak pernah merasakan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Setelah lulus SD, Sariman hanya mengenyam pendidikan hingga Madrasah Tsanawiyah (MTS), itu pun tak tamat.

Namun, siapa yang mengira, suami dari Romyati ini mampu berkreasi dengan barang bekas yang sejak lama dikumpulkannya. Tak tanggung-tanggung, satu roller yang biasa digunakan untuk pengaspalan atau biasa disebut silinder, diciptakan Sariman dalam jangka waktu dua bulan.

Ketertarikannya dengan mekanika mesin membuat pria berusia 38 tahun ini mulai mencoba berbagai inovasi dari barang bekas.

"Sebenarnya bikin silinder ini karena melihat jalan berlubang di depan rumah. Dalam-dalam sekali, kemudian terlintas untuk membuat silinder," kata Sariman, Minggu (21/2/2012).

 



Dua bulan lalu, katanya, pekerjaan tersebut dimulai dengan dibantu temannya. Namun, sang temen hanya menemaninya selama dua hari. Selebihnya Sariman berjuang sendiri menciptakan alat berat itu.

Sariman

Berbagai mesin bekas, mulai kompresor bekas pompa angin, mesin pompa air, rotary traktor hingga keran dan pipa plastik dirancangnya menjadi silinder mini. Diakui dia, proyek pembuatan silinder mini tidak langsung jadi begitu saja.

"Pernah gagal juga dan banyak masukan dari beberapa orang. Terutama untuk mesin penggetarnya, karena kurang berat," kata Sariman di sela-sela proyek garapan pengaspalan pertamanya di pengisian bensin umum yang berada di Jalan Raya Kedungreja, Cilacap, Jawa Tengah.

Namun, yang menarik dari mesin karya Sariman adalah konsep penggunaan barang bekas. Hal itu terlihat jelas saat membuka beberapa bagian silinder yang berisi mesin sederhana.

"Kalau dilihat semua bahan yang digunakan adalah barang bekas, hanya lakher, pipa dan kran saja yang saya beli baru," kata dia.

Ia menceritakan, bagian roda menggunakan pipa Pertamina yang dibelinya di toko loak. Pada bagian roda ini, terlihat pelek mobil yang ditambahi plat untuk mencengkeram pipa besi.

"Kalau pake bekas drum, nggak bagus hasilnya. Makanya pakai pipa besi bekas pertamina dan peleknya itu dari bekas mobil Suzuki Carry," jelas Suriman.

Sariman

Tak hanya itu, setir kemudi dan pedal pun menggunakan bekas kendaraan yang sama. Selain bagian kemudi, untuk menyalakan mesin silinder, serupa dengan menyalakan mesin kompresor.

Untuk membentuk body silinder, Sariman membelah bekas plat bekas generator dan menutupi beberapa bagian alat yang diciptakannya.

"Kebetulan platnya ada yang sesuai ukurannya dengan kap depan, sehingga sisanya tinggal dipotong-potong saja," lanjut dia.

Silinder mini ini pun diujicobakan untuk menutup lubang jalan yang ada di depan rumahnya pada Minggu (14/2) lalu. Saat itu, ia membeli batuan kapur untuk menutup lubang jalan. Hasilnya ternyata bagus, banyak warga yang kaget alat ini bisa bekerja dan menutup lubang.

Menurut Sariman, saat ini alat ciptaannya masih boros lantaran konsumsi bahan bakarnya masih menggunakan premium.

"Butuh empat liter bensin untuk penggunaan selama empat jam. Mungkin kalau menggunakan solar akan lebih irit lagi," jelas Sariman.

Meski begitu, ia mengaku alat ciptaannya ini akan terus dikembangkan. Meskipun diakuinya, saat ini sudah ada beberapa orang yang menawarkan untuk membeli alat ciptaan yang dibuat dengan menghasilkan dana sekitar Rp 15 juta tersebut.

"Kemarin ada yang nawar, tetapi saya tolak. Bahkan, ada yang menghubungi saya untuk pembicaraan mengenai silinder ini," tandas Sariman.