Liputan6.com, Yogyakarta - Empat pedagang daging dan ikan asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta, berhasil menciptakan alat pembeku tanpa tenaga listrik yang mampu menggantikan es. Alat ini mampu mampu menggantikan es batu sebagai pengawet daging dan ikan.
"Bahkan bisa lebih hemat hingga 70 persen karena mampu bertahan 6 kali lipat lebih lama dan harganya jauh lebih murah dari produk impor," kata salah satu penemu alat pembeku daging, Agus Widarda, di Desa Banyuraden, Gamping, Kabupaten Sleman, seperti dikutip Antara, Senin (22/2/2016).
Dia menciptakan alat pembeku daging portable tanpa listrik ini bersama tiga rekannya, yakni Riyanto, Gaga, dan Dadang yang semuanya merupakan pedagang daging atau ikan segar.
"Alat ini berfungsi sebagai pengganti es batu untuk mendinginkan dan membekukan daging maupun ikan segar tanpa tenaga listrik," kata Agus.
Alat ini menggunakan delapan jenis bahan kimia yang dicampur hingga menjadi sebuah jel, dan mampu menyimpan suhu dingin hingga minus 30 derajat selama 3 hari. Padahal es batu hanya bertahan maksimal 8 jam dengan suhu hanya nol derajat Celsius.
Agus mengatakan, proses pembuatan alat pembeku tersebut memakan waktu sampai 5 tahun untuk percobaan dan riset. Untuk menggunakannya cukup didinginkan selama 8 jam dalam lemari pendingin.
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
- Xenia Maut, 3 Orang Tewas Setelah Terobos Perlintasan KA
- Hati-hati, Modus Kejahatan di ATM Ini Marak Terjadi
- 2 Tewas Saat Balap Motor Piala Bupati, Panitia Menghindar
Setelah pendinginan itu, formulasi alat yang diberi nama Maslaha Jel 99" ini akan menyimpan suhu dingin selama 3 hari dengan suhu hingga minus 30 derajat Celcius. Bahan kimia yang dicampur merupakan bahan aman atau foodgrade sehingga aman untuk makanan.
Meski di pasaran sudah banyak barang yang sama, namun semuanya produk impor dari Tiongkok, Italia, dan Jerman.
Jika produk impor mampu bertahan 6 hingga 8 jam dengan harga sekitar Rp50 ribu, alat tersebut mampu bertahan hingga 48 jam dengan harga lebih murah yakni Rp 15 ribu.
"Kami berani menjamin alat yang kami temukan ini jauh lebih baik dari produk impor tersebut," kata Agus.
Dia menambahkan alat ini mampu menghemat hingga 70 persen untuk pembekuan ikan, daging, atau makanan lainnya. Untuk 100 kilogram ikan misalnya, membutuhkan 70 batang alat pembeku ini dengan masa pakai 3 hari.Â
Sementara jika menggunakan es batu untuk 100 kilogram ikan membutuhkan satu balok es batu dengan harga Rp32 ribu per hari.
Alat yang telah memperoleh Hak Paten dari HAKI dan sedang proses pematenan internasional dari WHO ini kini mulai diburu para pedagang ikan dan daging.
"Dengan alat ini ikan tetap beku dan kering, tidak seperti es yang mencair dalam waktu tertentu dan akan membasahi ikan yang justru dapat merusak organ ikan," kata pedagang ikan di Sleman Ragil Sumarni.