Sukses

2 Guru Bung Karno Hadir Dalam Pameran Keliling

Pameran keliling yang menghadirkan 2 guru Bung Karno itu akan diselenggarakan hingga 27 Februari 2016.

Liputan6.com, Bengkulu - Kebesaran Bung Karno sebagai salah satu pendiri negeri tidak bisa dilepaskan sosok guru yang menjadi inspirasi sekaligus tempat bertanya. Pemikiran Sukarno yang nasionalis tetapi religius itu ternyata sangat dipengaruhi oleh 2 tokoh pergerakan nasional.

Mereka adalah Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan Kiai Haji Ahmad Dahlan. Kedua tokoh itu muncul dalam pameran keliling yang digagas Museum Kebangkitan Nasional dalam bentuk biografi dan diorama di kawasan Museum Daerah Bengkulu.

Dalam pameran keliling yang diselenggarakan hingga 27 Februari 2016 itu diperlihatkan bagaimana benih-benih pergerakan nasional tumbuh di Indonesia. Bengkulu dipilih karena memiliki catatan sejarah tersendiri dalam perjalanan Indonesia merdeka.

"Ini akan membuka mata dan pemahaman kita terhadap pergerakan nasional," ujar Kepala Seksi Pengkajian Koleksi Museum Kebangkitan Nasional Isnudi di Bengkulu, Selasa 23 Februari 2016.

HOS Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan yang menjadi guru pemimpin-pemimpin pergerakan. Rumahnya menjadi tempat persemaian ideologi-ideologi pergerakan yang menjadi panduan dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Selain Sukarno, nama lain yang juga menjadi murid Tjokroaminoto adalah Muso, Tan Malaka dan Kartosuwiryo.


Sosok lain adalah KH Ahmad Dahlan yang merupakan sosok yang berpikiran maju, terbuka, toleran, dan memegang teguh prinsip yang diyakini benar. Nilai-nilai keagamaan yang diajarkan kepada para muridnya dipraktikkan terlebih dahulu kepada dirinya sendiri.

Menurut Isnudi, banyak dana pribadi yang dikorbankan untuk kepentingan dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Keteladanannya menjadikan murid-muridnya tidak ragu untuk mendukung dan membesarkan perkumpulan Muhammadiyah.

"Kedua sosok ini dipilih karena memiliki hubungan dekat dengan Bung Karno Sang Proklamator, yang juga mempunyai sejarah perjuangan di Bengkulu. Selain Tjokroaminoto dan Ahmad Dahlan, pameran keliling juga menghadirkan kisah pembuangan Sukarno di Bengkulu," jelas Isnudi.

Dalam diorama juga digambarkan pendirian perkumpulan Boedi Oetomo sebagai wadah untuk mewujudkan masyarakat sejahtera oleh para pelajar School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (Stovia) atau Sekolah Kedokteran Bumiputera pada 20 Mei 1908.

Perkumpulan yang diketuai oleh Soetomo itu didaulat sebagai perkumpulan modern pertama di tanah air, karena sudah dilengkapi dengan susunan pengurus, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga.

Siswa kelas VII SMP Alkarim Bengkulu, Nurjannah mengaku banyak mendapat pengetahuan setelah menyaksikan pameran keliling itu. Meskipun pernah mempelajari sejarah kedua tokoh itu di kelas, tetapi ia menilai ada sisi lain yang bisa menarik untuk mendalami sejarah.

"Menarik dan harus terus dilakukan," ujar Nurjannah.