Sukses

Tolak LGBT, Tentara Ini Koprol Keliling Kolam di Manahan Solo

Kopral Bagyo menggelar aksi keprihatinan dengan cara yang unik.

Liputan6.com, Solo - Berbagai cara dilakukan untuk mengecam sejumlah prajurit TNI dan Polri yang tertangkap dalam penggerebekan kasus narkoba di perumahan Kostrad.

Salah satunya seperti yang dilakukan anggota Polisi Militer di Solo yang menggelar aksi demo tunggal untuk mengecam tindakan prajurit tak bertanggung jawab tersebut.

Pantauan Liputan6.com, aksi demo tunggal yang dilakukan oleh anggota Denpom IV/4 Surakarta, Kopral Partika Subagyo Lelono atau akrab disapa Kopral Bagyo cukup unik. Sebelum melakuka orasi dia melakukan aksi jungkir balik atau koprol mengelilingi kolam di Plaza Stadion Manahan Solo, Rabu (24/2/2016).

Kopral Bagyo mengenakan baret khas anggota Polisi Militer serta kaos sport lengkap dengan celana doreng dan sepatu PDL. Selanjutnya dia mencebur ke kolam.

Di dalam kolam, ia berdiri sembari mengibarkan bendera Merah Putih serta mengangkat tinggi dua papan poster bertuliskan "Bila prajurit TNI-Polri bernarkoba dan LGBT maka tinggal nunggu waktu hancurnya NKRI' dan 'Tingkatkan Bintal (pembinaan mental) hindarkan TNI-Polri dari narkoba dan LGBT'.

 



Keluar dari kolam, Kopral Bagyo  langsung melakukan orasi di hadapan anggota linmas serta masyarakat umum yang kebetulan melintasi depan Stadion Manahan Solo. Dia menyatakan sangat prihatin digrebeknya sejumlah anggota TNI dan Polri yang terlibat dalam kasus peredaran narkoba. Dengan tegas, ia pun mengecam tindakan prajurit yang melanggar aturan tersebut.

Prajurit TNI di Solo menggelar aksi keprihatinan atas kasus narkoba aparat (Liputan6.com/Reza Kuncoro)


"Kemarin melihat ada berita soal operasi penggrebekan kasus narkoba yang berhasil mengamankan beberapa anggota TNI dan Polri. Saya mendengar kasus itu sangat prihatin dan miris," kata dia di Plaza Stadion Manahan Solo, Rabu (24/6/2016).

Kopral Bagyo menegaskan sebagai benteng pertahanan negara para anggota TNI dan Polri harus kuat. Lantas, jika anggotanya terkena narkoba maka benteng negara akan menjadi lemah, bahkan bisa hancur.

Oleh sebab itu, pembinaan mental di kalangan prajurit TNI dan Polri harus ditingkatkan supaya mental para anggota tetap kokoh dan tidak tergoda untuk bermain dengan narkoba.

"‎Saya sebagai orang tua hanya mengingatkan saja kepada para prajurit muda TNI-Polri, kalau bisa bintal ditingkatkan. Latihan-latihan ditingkatkan, jika capek latihan akan tidur dan tidak mikir yang tidak-tidak. Kalau banyak nganggur tidak latihan, banyak santai ditambah LGBT nanti malah mikir yang jelek-jelek," tegasnya.

Dia menambahkan tidak sepantasnya prajurit TNI dan Polri menjadi pengedar atau backing dalam kasus peredaran narkoba. Sebab saat ini kesejahteraan anggota TNI juga sudah dinaikkan serta ditambah dengan remunerasi.

"Kalau para prajurit TNI-Polri masih sampai cari tambahan dengan mengedarkan narkoba berarti prajurit yang goblok, prajurit yang blekok. Jangan sampai anak-anak terkena narkoba," ucapnya.