Liputan6.com, Pontianak - Tanah merah di atas kuburan terlihat jelas. Satu nisan dua nama tertancap di atasnya. Fabian (5) dan Amora (3). Keduanya adalah korban mutilasi yang dilakukan ayah kandungnya yang diduga mengidap skizofrenia.
Keduanya dimakamkan Jumat malam, sekitar pukul 23.00 WITA, di pemakaman muslim, Jalan Tengah, Gang Tapang, Desa Pal, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.
Baca Juga
"Jam 11 malam dikuburkannya. Kakak beradik. Banyak anggota polisi datang ke sini. ‎ Ada juga sejumlah pejabat Pemkab datang‎ ke sini," kata Sukardi, warga yang tinggal tidak jauh dari tempat pemakaman umum, ditemui Sabtu (27/2/2016).
Advertisement
Baca Juga
Sakai, mengaku, dia juga melihat adanya pemakaman korban mutilasi di pemakaman tersebut."Iya tadi malam dimakamkan di pemakaman di sini," terang dia.
Sementara itu, pantauan di rumah pelaku yang terletak di Gang Darul Palah, Kecamatan Nanga Pinoh tampak sepi. Hanya ada garis polisi yang terpasang, dan sejumlah kendaraan roda dua di depan teras asrama Polres Melawi ini.
Ali Murtado, warga yang tinggal satu kompleks dengan pelaku mutilasi, Brigadir Satu Petrus Bakus, mengaku terkejut dengan peristiwa tersebut.
"Saya tahunya orang minta tolong. Pelakunya keluar. Enggak ada beban sama sekali yang saya liat," kata Ali, di asrama Polres Melawi.
Peristiwa tragis tersebut terjadi Jumat 26 Februari 2016 dini hari. Saat itu ayah kandung korban tega memutilasi kedua anaknya yang masih balita.
Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan keterangan istri, pelaku dalam seminggu terakhir ini kerap marah-marah sendiri di dalam rumah.
"Di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita sering mendapat bisikan," kata Arif saat dikonfirmasi Liputan6.com.
Gejala skizofrenia tersebut rupanya sudah diidap Bakus sejak berusia 4 tahun. "Pada saat kecil umur 4 tahun, sering mengalami kejadian serupa dan badan terasa kedinginan," ujar Arif.