Sukses

Hujan Berkurang, Titik Api Mulai Bertebaran di Sumatera

Provinsi Riau terdeteksi paling banyak dengan 14 titik panas.

Liputan6.com, Pekanbaru - Berkurangnya intensitas hujan dan mulai masuknya musim kemarau akibat fenomena El Nino di Pulau Sumatera menyebabkan munculnya titik panas (hotspot) sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Pagi ini, Sabtu (27/2/2016), Satelit Terra dan Aqua yang digunakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi 23 sebaran titik panas. Provinsi Riau terdeteksi paling banyak dengan 14 titik panas.

Menurut Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, 13 titik dari 14 hotspot yang ada di Riau merupakan titik api yang mengindikasi telah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

"13 titik api itu terpantau satelit di Kabupaten Bengkalis. Tingkat confidence-nya di atas 70 persen, yang menunjukkan telah terjadi kebakaran," kata Sugarin.

Selain di Riau, titik panas juga terpantau di Provinsi Aceh sebanyak 3 titik dan Sumatera Utara 6 titik. Sementara di Riau, selain Bengkalis, titik panas juga terpantau di Kabupaten Siak.


Adanya titik panas ini sudah dilaporkan kepada Satgas Pencegahan Karhutla di masing-masing kabupaten untuk dilacak dan diatasi.

"BMKG juga memberikan koordinat wilayah untuk mempermudah pencarian titik api yang terdeteksi," kata Sugarin.

Adanya sejumlah titik api juga mulai memengaruhi jarak pandang di Riau. Paling buruk terjadi di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, dengan jarak pandang 600 meter akibat kabut.

"Kemudian jarak pandang di Kota Dumai sekitar 8 kilometer, Pelalawan 5 kilometer karena udara kabur. Sementara, Pekanbaru masih normal," ungkap Sugarin.

BMKG memperkirakan umumnya cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan tidak merata yang dapat disertai petir.

"Hujan diprakirakan terjadi di wilayah Riau bagian tengah dan selatan pada siang atau sore dan malam hari," sebut Sugarin.