Liputan6.com, Bengkulu - Beredarnya video goyang erotis pedangdut nasional di kalangan pelajar Kota Bengkulu menuai kecaman keras dari para guru dan aktivis perempuan. Dampaknya ke pelajar sangat membahayakan.
Susi Handayani, aktivis Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PUPA) Bengkulu, menilai beredarnya video goyang erotis itu merupakan salah satu dampak negatif perkembangan teknologi informasi.
Rancangan visual yang disajikan dalam video itu sangat mudah mempengaruhi psikologi anak. Anak perempuan bisa saja meniru gaya yang diperagakan. Lebih parah dampak yang terjadi di kalangan pelajar pria.
"Bahaya itu, bisa dijadikan objek seksual yang akan berdampak sangat luas," kata dia di Bengkulu, Minggu (28/2/2016).
Baca Juga
Dia meyakini video yang dibuat itu tujuannya adalah untuk koleksi dan konsumsi pribadi. Perlu ditelusuri siapa pihak pertama yang menyebarkan video itu dan tujuannya.
"Ini sudah melanggar hak pribadi seseorang, ketika video itu sudah masuk ke ruang publik dan dikonsumsi semua orang, tentu saja akan sangat berbahaya," lanjut Susi.
Akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen Bengkulu, Vethi Ochtaviany Chaniago, meminta pemerintah untuk membuat sebuah sistem untuk menjaring konten informasi yang menyesatkan.
"Pemerintah harus campur tangan dan pengawasan orang tua juga diperketat," tegas Vethi.
Seorang guru di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu, Nani Zulhani, mengatakan, beredarnya video erotis di kalangan pelajar itu disebabkan para orang tua yang kurang melakukan kontrol terhadap penggunaan teknologi terhadap anak.
Dia menyayangkan para pelajar terlalu bebas mengakses dan bertukar bahan yang seharusnya belum layak dikonsumsi. Apalagi penyebaran itu terjadi secara luas dan berantai kepada anak yang masih dibawah umur.
"Ini sudah lost control dan para orang tua harus berlaku keras terhadap perilaku yang sudah di luar batas kewajaran, kami mengecam beredarnya video erotis itu," kata Nani.