Liputan6.com, Jambi - Zumi Zola sering mengatakan tidak ada waktu libur baginya setelah menjabat sebagai Gubernur Jambi. Terbukti pada Sabtu, 27 Februari 2016, ia harus turun tangan menangani demonstrasi yang dilakukan para pegawai RSUD Raden Mattaher Jambi.
Rahman, salah seorang pegawai RSUD mengungkapkan, ia bersama puluhan rekan-rekannya terpaksa berunjuk rasa karena merasa ada ketidakadilan dalam pembagian uang jasa pelayanan BPJS di rumah sakit itu.
"Saya hanya terima Rp 45 ribu per bulan. Sementara, dokter bisa mencapai Rp 45 juta. Meski kami pegawai kecil, tapi selisihnya kok jauh amat. Ini tidak adil bagi kami yang tiap hari juga sibuk melakukan pelayanan," ujar Rahman di Jambi, Minggu, 28 Februari 2016.
Kehadiran Zola langsung disambut teriakan puluhan pegawai RSUD Raden Mattaher yang berunjuk rasa. Ia kemudian meminta agar semua tenang sembari berjanji akan segera mencarikan solusi terbaik.
Baca Juga
Usai menenangkan massa, Zumi Zola memanggil seluruh jajaran manajemen RSUD Raden Mattaher, termasuk Direktur RSUD Raden Mattaher Andi Pada. Zumi langsung menggelar rapat tertutup.
Rapat tersebut digelar selama dua hari. Usai rapat, Zumi Zola mengatakan ada beberapa hal yang patut diperhatikan di RSUD Raden Mattaher. Ia menemukan jumlah pegawai RSUD membludak sehingga pembagian honor BPJS semakin kecil.
Untuk itu, ia meminta manajemen RSUD merasionalisasi pegawai. Honor yang diberikan, kata dia, harus berdasarkan kinerja, disiplin maupun rekomendasi dari dokter.
"Saya mau memberikan keadilan. Honor ini berdasarkan kinerja," ujar anak mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin itu.
Untuk itu, Zola meminta tidak ada lagi penambahan penambahan pegawai honorer maupun pegawai lainnya di RSUD Raden Mattaher dalam waktu dekat. "Kalau tidak bisa melayani masyarakat dengan baik dan tidak semangat dalam bekerja, untuk apa ada di sini?" ucap Zumi Zola.