Liputan6.com, Semarang - Eks pekerja seks komersial (PSK) dari kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, ditolak jika datang untuk bekerja di Semarang, Jawa Tengah. Lebih tepatnya, mereka ditolak jika masuk ke Sunan Kuning (SK) alias terjun lagi ke dunia prostitusi.
"Kita tidak akan terima PSK dari Kalijodo bekerja di sini," kata Ketua Resosialisasi Argorejo, Sunan Kuning, Semarang,‎ Suwandi HS, di Semarang, Selasa (1/3/2016).
Penolakan itu bukan karena takut anak binaan kalah bersaing. Pertimbangannya lebih karena tempat yang juga menyediakan ruang karaoke dan prostitusi itu merupakan tempat untuk merehabilitasi PSK dan bukan mempekerjakan.
"Makanya nama sebenarnya Resosialisasi Argorejo. Tapi, oleh orang-orang lebih dikenal dengan lokalisasi SK," kata Suwandi.
Kabar penutupan lokalisasi Kalijodo, Jakarta juga sempat memunculkan kekhawatiran pengelola wisma di Sunan Kuning. Mereka khawatir SK juga akan ditutup.
"Kami khawatir juga. Jika SK ditutup tentu karaoke juga tutup. Padahal di sini (SK) malah kesehatan dikontrol dan tempatnya tidak kumuh," kata pemilik wisma yang mengaku bernama Dul.
Baca Juga
Ditemui terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan isu penutupan SK tidaklah benar. Sebab, keberadaan SK masih menjadi tempat untuk mencegah berkembangnya ‎prostitusi liar.
‎"Penutupan SK tidak mudah. Selain untuk melokalisasi prostitusi keberadaan SK berbeda dengan Taman Kalijodo. Resosialisasi Argorejo ada di rumah warga dan bukan di tanah pemerintah," ujar dia.
Di Kota Semarang, selain SK, di perbatasan kota dengan Kabupaten Kendal juga terdapat lokalisasi yang membelah dua wilayah.
"Saat ini pemkot juga terus melakukan pembinaan dan memberi pelatihan agar PSK memiliki keterampilan, sehingga bisa beralih profesi," kata Hendri.
Dari pantauan Liputan6.com, kegiatan hiburan berlangsung sejak pagi hari. Namun, lokasi yang berada tidak jauh dari Bandara A Yani, Semarang ini baru ramai setelah pukul 15.00 WIB.
Wanita yang bekerja sebagai pemandu karaoke plus mulai muncul dan nongkrong di depan wisma kawasan Sunan Kuning sembari memanggil pengendara yang melintas.