Sukses

Belasan Bule Ini Kepincut Seni Sunda Tarawangsa

Orang-orang dari Eropa ini awalnya mencoba dan ternyata ketagihan seni budaya Sunda Tarawangsa.

Liputan6.com, Bandung - Selain dipelajari warga Jawa Barat, kesenian yang dinamakan Tarawangsa kini diminati sejumlah warga negara asing (WNA) dari Benua Eropa. Kesenian Sunda ini dikenalkan oleh salah seorang seniman asal Kota Bandung, yaitu Tony Kanwa Adikusumah.

Tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat. Istilah tarawangsa sendiri memiliki berbagai pengertian, alat musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi, dan nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda.

Bertempat di Selasar Sunaryo, Kota Bandung, belasan WNA yang berasal dari Belgia, Prancis, Jerman dan lainnya, menari sambil diiringi musik khas Tarawangsa. Mereka pun tampak menikmati tarian asli budaya Sunda itu.

"Tarawangsa ini melatih jiwa untuk mencari kedamaian. Orang-Orang dari Eropa ini ingin mencoba dan ternyata ketagihan. Mereka jauh-jauh datang dari luar negeri hanya untuk mempelajari tarawangsa," kata Tony di Bandung, Kamis 3 Maret 2016.

Semasa Tony tinggal di Belgia untuk menjalani kehidupannya sebagai seniman pemahat patung, dia mengenalkan kepada WNA soal budaya Sunda.

Menurut WNA yang mengikuti Tarawangsa, Luc Screidem, dirinya sangat tertarik untuk mempelajari tarawangsa.

Bagi Luc, Tarawangsa merupakan kesenian yang memberikan kedamaian apabila dipelajari. Di negara asalnya yaitu Belgia, tidak banyak orang yang tahu mengenai salah satu kesenian asli Sunda itu.

"Saya tahu Tarawangsa dari Tony Kanwa waktu di Belgia. Saya ingin belajar lebih dalam karena tarawangsa memiliki tujuan untuk mencapai kedamaian. Di Belgia tidak banyak orang tahu, hanya orang yang pintar soal Geografis dan Sejarah saja," beber Luc.

Belasan orang Eropa tertarik mempelajari seni budaya Sunda Tarawangsa. (Liputan6.com/Arie Nugraha)

Keberadaan Tarawangsa ini diyakini lebih tua dari alat musik gesek tradisional, rebab. Berdasarkan naskah kuno Sewaka Darma pada awal abad ke-18, nama tarawangsa telah disebut sebagai nama alat musik.

Sementara, rebab muncul di Tanah Jawa setelah zaman Islam, sekitar abad ke-15 dan 16 yang merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab, yang dibawa oleh para penyebar Islam dari Tanah Arab dan India.

Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan nama rebab jangkung (rebab tinggi). Sebab, ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada rebab.

 

*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.