Liputan6.com, Jakarta Pawai ogoh-ogoh di sekitar kawasan Museum Tugu Pahlawan dipadati ribuan warga Surabaya, Selasa (8/3/2016). Arus lalu lintas pun macet karena pengguna jalan ingin melihat lebih dekat pawai ogoh-ogoh.
Dari pantauan Liputan6.com, prosesi pawai ogoh-ogoh di Surabaya terpantau sangat meriah. Bukan hanya patung ogoh-ogoh yang sedang pawai, kesenian reog dan barongsai juga turut memeriahkan arak-arakan jelang Hari Raya Nyepi 1938 Saka itu.
Sepasang reog dan barongsai ada di sela-sela rangkaian pawai ogoh-ogoh yang diarak mengitari Museum Tugu Pahlawan Surabaya. Selain dari Surabaya, delapan patung ogoh-ogoh juga datang dari kelompok Umat Hindu di Gresik dan Sidoarjo.
Baca Juga
Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, menuturkan bahwa di Surabaya pawai ogoh-ogoh sudah masuk dalam kalender wisata tahunan. Pawai ini berpotensi menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Surabaya sebelum perayaan Nyepi.
Pemkot Surabaya sengaja menggabungkan pawai ogoh-ogoh dengan pawai kesenian lainnya yang ada di Surabaya untuk menunjukkan bahwa Surabaya adalah barometer kerukunan budaya di Indonesia.
"Semua kelompok, agama, budaya dan etnis ada di Surabaya. Mereka hidup rukun dan saling menghormati satu sama lainnya," tutur Whisnu, Selasa (8/3/2016).
Hal senada disampaikan Ketua Persatuan Hindu Darma Indonesia (PHDI) Surabaya, I Wayan Suraba. Dia menegaskan bahwa keterlibatan kesenian reog dan barongsai pada kegiatan ini merupakan wujud kerukunan budaya umat Hindu di Surabaya.
"Jadi pawai kali ini bukan hanya sekadar prosesi sebelum Nyepi, tapi juga mempromosikan kerukunan umat Hindu di Surabaya dengan budaya daerah lain," kata I Wayan Suraba.