Sukses

Nikmati Gerhana Matahari di Atas Kain Jumputan

Perlu teknik khusus untuk mengabadikan gerhana matahari total di atas kain jumputan khas Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Keindahan gerhana matahari total kini telah diabadikan di atas kain jumputan. Seorang seniman kawakan asal Palembang, Suharno melukis fenomena ajaib itu di atas kain khas kota empek-empek itu.

"Jumputan saya kreasikan sebagai media ekspresi lukisan saja, biasanya pelukis hanya berkutat dengan cat minyak saja. Namun saya ingin membuktikan bahwa melukis bisa di mana saja," kata Suharno saat menggelar pameran di Kedai Coffeephille Palembang, Rabu, (9/3/2016).

Suharno juga mengatakan, dirinya melukis gerhana matahari di atas kain jumputan ini dengan teknik khusus.

"Dengan teknik mengikat dan mewarnai dengan pewarna kain," ujar dia.

Warna merah mendominasi lukisan gerhana matahari total, karena Suharno ingin menegaskan tentang kekuatan warna dari fenomena alam tersebut.


Kendati pembuatannya rumit, Suharno hanya menghabiskan waktu sekitar 3 hari untuk melukisnya. Tak ayal, harga lukisan ini dibandrol cukup tinggi yaitu sebesar Rp 15 juta.

Tidak hanya konsep gerhana matahari total saja yang diangkat, isu nasional yang terjadi di Sumatera Selatan seperti pembakaran hutan pun dilukiskan di kain jumputan ini.

Pria kelahiran 3 April 1948 ini juga melukis dampak kebakaran hutan seperti pohon-pohon yang menghitam dan hutan yang menggundul.

Proses pembuatan lukisan jumputan ini sedikit berbeda dibandingkan pembuatan motif kain jumputan pada umumnya. Biasanya, motif kain jumputan yang diwarnai dengan mengikat kain.

Namun Suharno menggunakan teknik yang berbeda, yaitu mewarnai kain jumputan di luar bahan yang diikat, sehingga corak yang terbentuk berbeda dari biasanya.

"Kalau sudah menguasai teknik membatik, tidak akan sulit membuat lukisan di kain jumputan. Tinggal bagaimana kita berkreasi, namun ini saya sebut dengan lukisan abstrak. Seperti lukisan gerhana matahari, itu versi pemikiran saya," lanjut dia.

Berkecimpung di dunia seni sejak tahun 1970-an membuat alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) ini mendapatkan berbagai macam penghargaan, seperti Pratisara Affandi Adikarya di Yogyakarta tahun 1975 dan penghargaan BKKNI Sumsel tahun 1982.

Suharno juga tercatat sebagai Penggagas Sekolah Menengah Kesenian dan Industri Kerajinan di Palembang yang didirikan tahun 1984.

Dalam waktu dekat, kakek tiga cucu ini akan menggelar pameran lukisannya di Taman Budaya Palembang dan Jakarta. Tak kurang dari 50 unit lukisannya, baik di media kanvas, baju maupun jumputan akan dipamerkannya.