Liputan6.com, Makassar - Peneliti dari Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC UNHAS) menemukan adanya kejadian pemutihan karang atau coral bleaching secara massal di perairan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kejadian ini ditemukan saat lima peneliti MSDC UNHAS melakukan monitoring ekosistem terumbu karang di sekitar perairan Tanjung Bira dan perairan Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba, Sabtu-Selasa lalu.
Para peneliti yang melakukan monitoring yakni Sumarjito, Nirwan Dessibali, Syamsu Rizal, Nugraha Maulana, dan Mochyudo Eka Prasetya. Mereka memperkirakan sekitar 50 persen terumbu karang di perairan Tanjung Bira dan perairan Pulau Liukang Loe mengalami pemutihan.
Salah satu peneliti MSDC UNHAS, Nirwan Dessibali di Makassar, mengatakan hal ini terjadi karena meningkatnya suhu permukaan laut akibat perubahan iklim. Sehingga polip karang kehilangan algae simbiotik zooxantela di dalamnya, akibatnya mengubah warna mereka menjadi putih.
Baca Juga
"Dugaan ini kami dasari dari rilis National Ocean Atmospheric Administration (NOAA) yang mengungkapkan bahwa sebagian wilayah Indonesia suhu air lautnya akan terus meningkat di atas rata-rata awal hingga petengahan tahun ini," kata dia di Makassar, Jumat (11/3/2016).
Saat terjadi pemutihan kata dia, karang akan berpeluang mengalami kematian secara massal. Sebab, karang yang tidak mampu untuk bertahan hidup tanpa alga simbiotiknya dan melakukan pemulihan pasca memutih akan tertutupi oleh alga sehingga mengalami kematian.
Sebelumnya, NOOA telah merilis peta daerah yang akan dilalui pergerakan suhu panas permukaan laut di website http://coralreefwatch.noaa.gov/satellite/baa.php. NOOA membagi 5 kategori daerah yakni tidak terjadi bleaching, pemantauan bleacing, peringatan bleaching, siaga 1 bleaching dan siaga level 2 bleaching.
Berdasarkan peta tersebut, perairan Kabupaten Bulukumba masuk dalam kategori pemantauan bleaching. Namun, beberapa wilayah di Indonesia masuk dalam kategori siaga 1 bleaching dan siaga level 2 bleaching, termasuk Raja Ampat yang merupakan surga karang dunia.
"Nelayan setempat juga menyampaikan kepada kami bahwa suhu perairan di Kabupaten Bulukumba 1 minggu yang lalu sebelum kami turun lapangan mengalami kenaikan suhu atau panas," tandasnya.
Advertisement
Pakar terumbu karang Universitas Hasanuddin, Syafiuddin Yusuf menjelaskan bahwa peningkatan suhu pada perairan memberikan dampak terhadap terganggunya pertumbuhan terumbu karang yang bersimbiosis dengan zooxanthella. Peningkatan suhu ini mengakibatkan terjadinya bleaching pada terumbu karang.
Menurutnya, pemutihan massal yang terjadi saat ini terjadi secara global. Perairan yang dilewati arus panas, terumbu karangnya akan terancam memutih.
"Dalam pemantauan kami, untuk di Sulsel pemutihan karang juga terjadi di perairan kepulauan Supermonde Kab. Pangkep, Sulsel ," jelasnya.
Untuk penanganan pemutihan massal, kata dia saat ini belum ada langkah spesifik untuk melawan arus global panas yang memberikan ancaman terhadap terumbu karang. Namun, ia berharap monitoring secara berkala harus tetap dilakukan untuk melihat besaran dampak yang ditimbulkan.
"Kita berharap, pemerintah harusnya telah menyiapkan langkah-langkah strategis menghadapi pemutihan massal terumbu karang. Sebab akan berdampak tehadap potensi laut, perikanan dan wisata bawah laut Indonesia," kata Syafiuddin.