Sukses

5 Tewas di Tulangbawang Lampung, Polisi Cegah Bentrok Susulan

Walaupun saksi telah diperiksa, belum diketahui secara pasti penyebab bentrok antarwarga di Tulangbawang Barat, Lampung.

Liputan6.com, Tulangbawang Barat, Lampung - Kepolisian Resor Tulangbawang menerjunkan 500 personel untuk mengamankan bentrok antarwarga yang terjadi di Gunungterang kawasan Register 44, Kabupaten Tulangbawang Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung.

"Saat mendapatkan informasi adanya bentrokan antarwarga, kami langsung menurunkan 500 personel ke lokasi untuk mengamankan 2 kelompok warga yang terlibat bentrok itu pada Jumat (11 Maret 2016) siang," ucap Kapolres Tulangbawang AKBP Agus Wibowo, seperti dilansir Antara, Sabtu (12/3/2016) pagi.

Hingga Jumat malam polisi masih terus berjaga-jaga di lokasi kejadian untuk mencegah terjadi bentrok susulan. "Kami masih khawatir terjadi bentrok susulan di lokasi yang sama," imbuh Agus.

Dalam bentrokan tersebut 5 korban meninggal dunia, sedangkan 2 orang masih dalam kondisi kritis dirawat di Rumah Sakit Tulangbawang Barat.

Walaupun saksi telah diperiksa, belum diketahui pasti penyebab terjadi bentrok antarwarga tersebut. "Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terkait bentrok antarwarga itu," Agus menjelaskan.

Menurut Agus, bentrok antarkampung itu diduga dipicu ulah kelompok preman yang meminta jatah uang keamanan pada setiap kampung senilai Rp 5 juta per hektare setahun. Bahkan, ada yang meminta hingga Rp 60 juta.

Namun saat ini situasi di lokasi kejadian sudah kondusif. AKBP Agus Wibowo mengimbau masyarakat setempat agar tenang, dan bagi warga yang masih mengungsi diharapkan dapat kembali ke rumah masing-masing.

Kronologi Bentrokan

Sumber lain menyebutkan, bentrok antarkelompok warga diduga dipicu perebutan lahan garapan, dan kesalahpahaman jatah uang keamanan menanam singkong di hutan tanaman industri berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan.

Entah siapa yang memulai keributan yang dipicu perebutan lahan garapan di Register 44 Gunungterang, Tulangbawang Barat. Saat itu, sekelompok warga tiba-tiba menyerang kampung warga di Dusun Trans Sakti, Gunungterang, Jumat 11 Maret 2016 sekitar pukul 10.30 WIB.

Camat Gunungterang Sudiana mengatakan, pemicu penyerangan tersebut diduga terkait perebutan lahan garapan di Register 44 yang saat ini diduduki warga pendatang dari luar Tulangbawang Barat.

"Untuk pelakunya belum diketahui. Diduga 5 orang tewas dan 1 orang terluka yang belum diketahui identitasnya," lanjut Sudiana, seperti dikutip Antara, Sabtu (12/3/2016).

Dia mengatakan, selain menembaki para korban, para pelaku juga membakar rumah dan sepeda motor milik warga setempat.

"Ada 6 sepeda motor yang ditemukan dengan kondisi terbakar di jalan, termasuk 4 rumah juga hangus terbakar," tutur Sudiana.

Hingga Jumat malam kondisi perkampungan di register tersebut masih mencekam. Sejumlah anggota kepolisian masih berjaga-jaga dilokasi kejadian untuk menghalangi adanya serangan balasan.

Kapolda Lampung dan Komandan Korem 043/Garuda Hitam Lampung juga telah berada di lokasi kejadian, untuk meredam dan menangani bentrokan antarwarga itu. Namun belum diperoleh data lebih rinci dan pasti tentang jumlah korban dan penyebab bentrokan itu.