Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah warga Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon menolak anak-anaknya diberi vaksin Imunisasi oleh petugas Puskesmas Sitopeng Argasunya.
Pantauan Liputan6.com di di RT 01 RW 09 Kelurahan Argasunya, warga khususnya para ibu rumah tangga langsung angkat kaki sambil menggendong anaknya saat petugas Imunisasi datang.
Mereka seperti ketakutan dan langsung membawa anaknya masuk dan menutup rapat pintu rumahnya. Warga pun tidak memberi kesempatan petugas menggelar imunisasi bersama yang sebagaimana pemerintah kampanyekan.
Meski petugas sudah berusaha merayu dan menjelaskan pentingnya pemberian vaksin bebas polio itu. Berbagai alasan pun disampaikan warga tentang imunisasi, mayoritas diantaranya takut anaknya sakit setelah diimunisasi.
"Saya khawatir anak saya badannya langsung panas setelah diimunisasi. Selain itu warga juga trauma karena pernah ada yang meninggal setelah imunisasi waktu itu sudah lama," sebut salah seorang warga RT 01 RW 9 Kelurahan Argasunya, Santimah, Jumat (11/3/2016).
Baca Juga
Santimah juga mengaku, penolakan tersebut lantaran dirinya pernah mendengar salah satu bahan yang terkandung dalam vaksin imunisasi tersebut mengandung minyak babi.
Apalagi, lanjut dia, isu kandungan minyak babi sudah beredar bahkan mengakar di seluruh lapisan masyarakat Kelurahan Argasunya.
"Kyai kami juga melarang bahkan bisa dikatakan imunisasi itu haram ya karena mengandung minyak babi," ujar dia.
Atas pengakuan warga tersebut, petugas Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dari Puskesmas Sitopeng Harjamukti pun tak dapat berbuat banyak.
Kepala Puskesmas Sitopeng Ahmad Subhi mengaku, selama program PIN berjalan, pihaknya selalu kesulitan memberi penjelasan dan keyakinan terkait pentingnya Imunisasi.
"Mau bagaimana lagi mas. Tapi sampai program ini selesai kami tetap berupaya memberi vaksin. Mungkin dor to dor biar pendekatannya lebih personal," sebut Ahmad Subhi.
Dia mengaku, antipati warga terhadap pemberian imunisasi bebas polio tersebut sudah mengakar.
"Kami sudah terus-terusan menjelaskan kalau Vaksin kami ini tidak ada kandungan minyak babi nya. Tapi mungkin mereka lebih yakin dengan tokoh agama setempat jadi upaya kami bisa dibilang gagal," sebut Ahmad.
Dia berharap, hingga program PIN secara nasional berakhir pada tanggal 15 Maret mendatang. Warga di Kelurahan Argasunya sadar akan pentingnya vaksin imunisasi.
"Kami berharap ada solusi untuk memberi pemahaman tentang pentingnya Vaksin ini," harap Ahmad.