Liputan6.com, Semarang - Dunia pendidikan berduka seiring kepergian Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistyo yang menjadi korban tewas tragedi chamber hiperbarik di RSAL Mintohardjo, Jakarta, kemarin.
Konsistensi Sulistyo memperjuangkan nasib guru selalu terjaga sejak aktif di organisasi tersebut hingga saat-saat akhir hidupnya.
Adalah Mashudi, guru honorer yang bertugas di Brebes, Jawa Tengah. Lelaki itu berurusan hukum dengan MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi. Akhir pekan lalu, Sulistyo yang sedang pulang ke Semarang sengaja berangkat ke Brebes untuk bertemu dengan Mashudi.
"Hari Sabtunya berangkat ke Jakarta kemudian menuju Bangka Belitung untuk menghadiri acara mantu putra kedua Ketua PGRI Bangka Belitung," kata Ketua PDÂ PGRI Jawa Tengah Widadi, Senin malam, 14 Maret 2016.
Menurut Widadi, petinggi PB PGRI itu mengadvokasi Mashudi agar tetap kuat menghadapi masalah yang membelitnya. Mashudi memang sempat ditahan sebelum akhirnya dilepaskan.
Baca Juga
Namun, perhatian Sulistyo terhadap pendidikan tidak hanya berkutat pada nasib guru. Di bawah kepemimpinannya, lanjut Widadi, lelaki yang pernah menjabat rektor termuda di Indonesia saat memimpin IKIP PGRI itu sangat memperhatikan pengembangan lembaga pendidikan yang dikelola PGRI.
"Di bawah Pak Lis (sapaan akrab Sulistyo) almarhum, IKIP PGRI akhirnya bertransformasi menjadi universitas, dan saat ini menjadi universitas yang sangat berpengaruh di Jawa Tengah," kata Widadi.
Sejumlah ucapan duka cita mengalir dari sejumlah pejabat atas meninggalnya lelaki yang juga menjabat anggota DPD RI itu. Melalui akun instagram pribadi mereka, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menampilkan rasa kehilangan yang disertai foto Sulistyo.
"Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Selamat jalan putra bangsa, Bapak Dr. Sulistiyo Ketua Umum PGRI. Dharma Bhaktimu akan selalu dikenang dalam memori segenap Bangsa Indonesia," kata Ganjar.
"Turut berduka cita atas berpulangnya Ketua Umum PGRI, Dr Sulistiyo di RS Mintohardjo," kata Hendrar.
Jenazah Sulistyo kini dibawa ke rumah duka di Semarang hari ini, Selasa (15/3/2016). Jenazah diterbangkan dari Jakarta ditemani istri dan anaknya.