Liputan6.com, Bandung - Puluhan anak muda Kota Bandung yang tergabung Games Imagination Society (GIMS), melakukan aksi menggambar sejumlah dinding di kota untuk melawan aksi vandalisme agar terlihat lebih indah dipandang.
Ciri khas gambar mereka, yaitu berupa graffiti dan stensil, dengan fokus tulisan yang digoreskan langsung mau pun melalui cetakan ke dinding di sejumlah sudut kota. Aksi mereka itu telah berlangsung sejak dibentuk pada 22 Maret 2013.
Selain dinding kota, target anggota GIMS lainnya yaitu rumah singgah untuk tuna wisma, panti asuhan, dan pemukiman padat penduduk.
Menurut juru bicara GIMS, Febby Septian Tri Nugraha, semua kegiatan kelompoknya murni independen atas dasar hati nurani dan didanai oleh uang pribadi anggotanya.
"Kebanyakan sih social project. Salah satunya graffiti masuk kampung di jalan Industri Dalam, Kota Bandung. Kalau yang komersil ya bikin acara, pameran dan undangan menggambar," ujar Febby di Bandung, Selasa (14/3/2016).
Baca Juga
Febby yang sering dipanggil Bokep itu mengatakan, aksi menggambar dengan gaya street art ini untuk menunjukkan Bandung bisa terlihat indah, jika coretan di dinding kota ditata dengan baik dan teknik yang mumpuni.
Karena kata dia, banyak dinding kota sekarang ini yang dipenuhi oleh coretan liar menjurus ke vandalisme. Sehingga mengotori pemandangan dan tidak indah untuk dilihat.
Tapi bukan tidak ada rintangan, menurut Febby, saat melangsungkan hajat baiknya itu. Dia dan seorang rekannya sesama anggota GIMS, pernah masuk bui gara-gara menggambar graffiti di salahsatu dinding bengkel tak terpakai, tepatnya di jalan Stasiun Timur,Bandung.
Lumayan, komentar pertamanya saat ditanya mengenai hal itu. Karena selama satu setengah hari, harus mendekam di kantor polisi sektor Sumur Bandung, akibat dituduh berbuat vandalisme pada malam hari itu.
Kendala lainnya, yaitu digerebek oleh Tibum (Ketertiban Umum) yang kini berganti nama menjadi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) akibat hal serupa karena dianggap tak memilii ijin untuk menggambar.
Saat menggambar tiba-tiba satu mobil penuh dengan anggota Satpol PP turun. Para abdi negara ini dengan sigap merebut dan menghardik, penggambar yang tengah "enjoy" melakukan kegiatannya.
"Perizinan ada yang dipersulit tapi kebanyakan mudah karena desainnya bagus. Biasanya ijin keluar dari RT atau RW. Tapi yang memudahkankan warga setempat yang mendukung," jelas Febby.
Meski pernah menjadi 'santri' di kantor polisi dan bentrok dengan Satuan Pamong Praja, Febby dan anggota GIMS lainnya tidak jera. Mereka telah terus melakukan aktifitasnya, membuat graffiti dan stensil di tiap sudut kota Bandung.
Malahan beberapa daerah seperti Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Yogyakarta serta Palembang telah digarap dengan coretan kuas dan cat semprot karya anggota GIMS.
Sedangkan untuk di Kota Bandung sendiri, GIMS telah memoles ulang sejumlah tembok dikawasan viaduct, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung.
Advertisement