Sukses

Bupati Ogan Ilir Tak Lolos Kesehatan Jiwa Saat Tes untuk Pilkada

Tim dokter Rumah Sakit Muhammad Husein tidak mendeteksi kandungan narkoba di urine AWN.

Liputan6.com, Palembang - Penangkapan Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi (AWN) oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Minggu, 13 Maret 2016 memancing pertanyaan soal tes kesehatan saat dia menjadi bakal calon bupati.

Rupanya, saat tes kesehatan para calon bupati oleh tim dokter Rumah Sakit Muhammad Husein Palembang, AWN tidak terbukti menggunakan narkotika. Namun, AWN justru tidak lolos tes kesehatan jiwa.

Ada tiga jenis pemeriksaan yang dilakukan tim dokter RSMH terhadap para bakal calon Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tujuh Kabupaten Sumatera Selatan, yaitu pemeriksaan jasmani, pemeriksaan psikometri (kejiwaan), dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan itu dilaksanakan pada 30 Juli 2015 dimulai pada pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh seluruh bakal calon Pilkada di tujuh Kabupaten Sumsel.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, AWN dinyatakan tidak lulus tes kejiwaan bersama sembilan orang bakal calon lainnya. Sehingga pada 3 Agustus 2015, mereka mengikuti tes ulang untuk melengkapi berkas.

"Kalau tes laboratorium cuma sekali dan tidak ada yang tidak lulus. Kalau psikometri, ada 10 orang kandidat yang dinyatakan tidak lulus, kemungkinan karena hasilnya tidak bisa dibaca dan meragukan," ujar Direktur Medik dan Pelayanan RSMH, dr Alsen Arlan, di Palembang, Selasa, 15 Maret 2016.

Karena waktunya masih cukup untuk melakukan tes ulang, kata Alsen, maka pada 3 Agustus 2015, ke-10 bakal calon tersebut mengikuti tes psikometri lanjutan dan melengkapi berkas awal.

Dari 10 orang bakal calon yang mengikuti tes tersebut, AWN merupakan satu-satunya yang ikut dari Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel. Setelah melakukan tes psikometri ulang, AWN bersama empat lainnya dinyatakan lulus. Sementara lima orang lainnya dinyatakan tidak lulus dan tidak memenuhi persyaratan.

"Dari hasil tersebut tidak langsung dikeluarkan, kita lakukan rapat pleno lagi dengan tim 25 orang dokter yang ditunjuk. Barulah nanti setelah dirapatkan, hasilnya kita keluarkan," ujar dia.

Namun, kata Alsen, dokter tidak dapat menentukan apakah bakal calon tersebut layak menjadi calon bupati atau tidak.

"Layak atau tidaknya, bukan kita yang menentukan, melainkan KPU. Kita hanya menyerahkan hasil tes kesehatan saja," ucap Alsen.

Namun pihak RSMH Palembang enggan membeberkan alasan AWN tidak lulus tes psikometri di awal. Karena dokumen tersebut bersifat rahasia dan mereka dibatasi etika kedokteran untuk tidak membocorkan ke publik, kecuali untuk urusan hukum.

Sementara, menurut Ketua Komite Medik RSMH Palembang dr Zulkhair Ali, untuk melihat fisik atau karakter pengguna narkoba tidak bisa dideteksi secara kasat mata.

"Harus dikonfirmasi dokter jiwa, apalagi efek ketergantungan jenis sabu lebih kecil dibandingkan heroin dan ganja. Karena dulunya sabu merupakan obat kurus dan dikonsumsi untuk orang dengan tingkat pekerjaan yang sibuk. Itu sebelum sabu dilarang," ucap Zulkhair.

Video Terkini