Sukses

Akhir Pengabdian 20 Tahun Korban Penembakan di Papua

Keluarga korban pun mendesak aparat keamanan dan Pemkab Puncak, Papua, mengungkap kelompok penyerang para pekerja di Distrik Sinak.

Liputan6.com, Jayapura - Insiden penembakan dan penyerangan para pekerja di proyek jalan Trans-Papua yang menewaskan empat orang kemarin sore, meninggalkan duka cita mendalam bagi keluarga korban. Satu di antara korban tewas bernama Andi Demena.

Andi terkenal supel dan mudah bergaul dengan masyarakat di Kabupaten Puncak dan sekitarnya. Andi juga bukan tipe orang yang mudah putus asa. Namun, Andi harus tewas mengenaskan di lokasi tempat kerjanya sendiri, yakni di Desa Agenggen, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua.

"Andi sangat cinta kepada keluarganya. Walaupun sinyal telekomunikasi di daerah tempat kerjanya putus-nyambung, tapi dia selalu menyempatkan bertelepon kepada keluarga, untuk menanyakan kabar dan bercengkerama dengan anak-anaknya," ucap adik kandung Andi Demena, Alfius Demena saat ditemui di ruang autopsi RS Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura, Rabu (16/3/2016).

Alfius mengaku terakhir berkomunikasi dengan Andi melalui telepon selulernya pada awal tahun baru lalu. Tak hanya Andi, keluarga Demena hari ini sangat berduka.

Betapa tidak? Dua sepupu Andi, David Demena (21) dan Daud Demena (18) turut menjadi korban kekerasan kelompok kriminal bersenjata di Desa Agenggen, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Selasa siang, 15 Maret 2016.

"Andi sudah 20 tahun menjadi karyawan PT Modern. Namun, kedua sepupu ini baru 2015 lalu gabung bekerja bersama Andi," sebut Alfius.

Keluarga Demena pun mendesak aparat keamanan dan Pemerintah Kabupaten Puncak untuk mengungkap kelompok penyerang yang menewaskan empat pekerja PT Modern. Mereka meyakini kelompok penyerang itu bukan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) murni, namun dilakukan OPM buatan.

Ada Motif Lain?

Tak hanya itu, keluarga Demena juga mensinyalir adanya motif lain. Menurut mereka, ada indikasi kejadian ini dilatarbelakangi persaingan bisnis perusahaan.

"OPM murni tak akan korbankan masyarakat. Jika ini dilakukan oleh OPM, mereka pasti akan mencari aparat, bukan pekerja yang sedang melakukan pengerjaan jalan," ujar Alfius.

"Apalagi, karyawan ini kan bekerja bukan untuk pribadi mereka, namun untuk pembangunan di Papua," imbuh Alfius.

Alfius menambahkan, ketiga anggota keluarga korban penembakan di Sinak, Kabupaten Puncak tersebut akan dikuburkan di kampung halaman usai diautopsi. Tepatnya di Kampung Tablasupa, Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, selain 3 jenazah tersebut, jasad Yohanes Tikuramba yang juga menjadi korban tewas akibat penyerangan kelompok bersenjata akan dimakamkan di Toraja, Sulawesi Selatan.

Siang tadi, sekitar 11.01 WIT, empat jenazah korban kekerasan kelompok sipil bersenjata di Sinak, berhasil dievakuasi ke Jayapura dengan menggunakan dua pesawat Trigana jenis Twin Otter.

Dalang Diduga Kelompok Kelenak Murib

Sementara itu, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menduga kelompok penyerang terhadap karyawan PT Modern yang sedang mengerjakan proyek jalan Trans-Papua penghubung Sinak dan Mulia, didalangi kelompok kriminal bersenjata pimpinan Kelenak Murib.

Menurut Waterpauw, dugaan ini didapat sesaat setelah kejadian, sekelompok orang yang jumlahnya cukup banyak terlihat melintas di perbukitan Sinak.

Bersamaan dengan itu 40 personel gabungan TNI/Polri sedang menuju ke lokasi penembakan di Desa Agenggen, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak.

"Sempat ada dua kali terdengar bunyi tembakan dari atas bukit itu. Apakah kelompok kriminal bersenjata ini yang melakukan aksi kepada karyawan tersebut? Kita akan lihat perkembangan dari informasi lanjutan di lapangan," ujar Kapolda Papua.