Sukses

BNN Kembali Geledah Rumah Orangtua Bupati Ogan Ilir

Barang bukti yang sudah diamankan di awal penggeledahan yaitu uang tunai ratusan ribu dan telepon genggam‎.

Liputan6.com, Palembang - Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menggeledah rumah Mawardi Yahaya (MY), orangtua Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi (AWN),  di Jalan Musyawarah 3, RT 26 RW. 05 Kelurahan Karang Jaya, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu, 16 Maret 2016.

Dari pantauan Liputan6.com di depan hunian MY, tampak gerbang depan rumah berwarna hitam tertutup rapat dan dikunci dengan gembok. Tidak terlihat aktivitas sedikit pun di pekarangan rumah MY.

Namun, pada saat pengantar barang datang dan menggedor gerbang rumah, barulah salah satu orang di dalam rumah keluarn mengambil paketan berupa amplop dokumen dan langsung masuk lagi kerumah. Hingga pukul 15.00 WIB, tidak terlihat aktivitas apapun di pekarangan rumah MY.

Kombes Pol Selamet Pribadi, Kepala Bagian Humas BNN Jakarta mem‎benarkan adanya penggeledahan yang dilakukan anggotanya dirumah MY.

"Dari tadi pukul 11.00 WIB, di dalam rumah (penggeledahannya), dipimpin oleh AKBP Suwanto. Untuk mencari bukti tambahan," ujar Selamet kepada Liputan6.com.

Barang bukti yang sudah diamankan diawal penggeledahan yaitu uang tunai ratusan ribu dan telepon genggam‎. Bahkan urine AWN pun bisa dijadikan bukti yang kuat.

Namun sayang, pihaknya mengakui belum mendapatkan barang bukti obat-obatan terlarang yang diduga dikonsumsi oleh AWN.

Selamet mengatakan, seluruh orang yang berada di dalam rumah, baik itu orangtua AWN, penjaga maupun oknum yang berusaha menghalangi BNN akan bisa diseret menjadi saksi di persidangan AWN.

"Urine juga bisa dijadikan bukti. Yang menghangi juga bisa dijadikan saksi," tandas Selamet.

Pengacara kaget

Salah satu Kuasa Hukum AWN‎, Dabi Kagumaira, mengaku tak mengetahui aksi penggeledahan BNN Jakarta dan BNN Sumsel itu. Penggeledahan baru diketahui setelah dia dihubungi kerabatnya bahwa ada banyak wartawan di depan rumah MY sejak siang tadi.

"Saya tadi dikasih tahu kalau ada ramai-ramai di sini (rumah MY), baru saya ke sini. Saya sangat kecewa penggeledahan ini tidak dikoordinasi dengan baik. Padahal ada kuasa hukum klien kita di Palembang dan di Jakarta," ujarnya kepada Liputan6.com, seusai mendatangi rumah MY.

Namun, Dabi tidak masuk ke dalam rumah karena sudah merasa kecewa dengan penggeledahan yang memang terjadi. Kedatangannya hanya ingin memast‎ikan apakah benar ada penggeledahan dari BNN atau tidak.

Selain kecewa karena tidak adanya koordinasi dari BNN, Dabi juga menyesalkan banyaknya berita yang beredar saat ini jauh dari kenyataan yang ada.

"Ini penggeledahan ketiga kalinya. Harusnya penggeledahan itu juga dilihat (oleh saksi lain). Siapa yang bisa jamin (ada apa-apa). Mau geledah, harus ada yang menyaksikan. Yang pasti statusnya klien saya itu terperiksa. Jangan terlalu jauh dari faktanya, tidak uah terlalu jauh kemana-mana. Kita tunggu saja prosesnya," lanjutnya.

Saat ditanya tentang kondisi terbaru AWN, Dabi mengakui tidak mengetahui karena masih menunggu di Palembang.

"Saya tidak tahu (kondisi AWN terbaru), tidak sempat ketemu," ucapnya.

Kuasa Hukum AWN datang ke rumah MY sekitar pukul 15.25 WIB melewati pintu belakang namun hanya memasuki pekarangan rumah saja. Sekitar pukul  15.40 WIB Dabi memilih pulang dan akan berkoordinasi dengan kuasa hukum AWN lainnya.