Liputan6.com, Makassar - Jangan pernah berharap jenglot dapat bergerak, berjalan, berlari apalagi dijadikan media untuk menggandakan uang. Bila tidak, maka bakal berurusan dengan aparat kepolisian.
Adalah Siti Nurjanah, warga Desa Wasuponda, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Ia terpaksa menelan pil pahit atas kecerobohannya yang ingin cepat kaya dari hasil ritual aneh menggunakan jenglot.
Sebelumnya, Siti Nurjannah atau kerap disapa Nur menyerahkan sekitar Rp 100 juta sebagai mahar menggandakan uang kepada Sihrum binti Kenna (51), pemilik jenglot. Namun, Sihrum mengatakan tidak tahu uang itu rimbanya di mana.
Menurut Sihrum, warga Desa Cendana Hijau, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur sudah melaksanakan ritualnya secara sempurna untuk melipatgandakan uang milik Nur.
"Memang betul uang yang mau digandakan itu tak kunjung datang. Makanya Tante Nur melapor ke polisi atas dugaan penipuan," ucap Jalil keponakan Siti Nurjanah saat dihubungi Liputan6.com dari Makassar, Sulsel, Senin (21/3/2016).
Baca Juga
Menurut Jalil, kedok Sihrum akhirnya terkuak setelah ditemukan bukti-bukti kuat berupa jenglot sebagai alat prosesi ritual penggandaan uang di dalam kamarnya.
"Malah ketika polisi datang dan periksa kamar pelaku. Ia hanya bisa memperlihatkan 2 buah jenglot dengan ukuran kecil, yakni 7 hingga 10 centimeter yang biasa digunakan mengelabui korbannya," Jalil menjelaskan.
Terkait kasus dugaan penipuan tersebut, Kasat Reskrim Polres Luwu Timur Ajun Komisaris Sultan Iqbal mengaku sudah menyita alat bukti dan menangkap tersangka Sihrum.
"Ilmu dan barang bukti yang dimiliki tersangka untuk jalankan aksinya menipu menggandakan uang memang ampuh," ujar Sultan.
Sultan mengungkapkan bahwa jenglot yang dimiliki tersangka jumlahnya 2 buah. Keduanya disimpan dalam kotak persegi dengan ukuran mini dan jenglot itu dibungkus kain putih.
"Jenglot itu warnanya berkulit gelap dengan tekstur kasar menyerupai mumi, berwajah seperti tengkorak, giginya bertaring dan memiliki rambut panjang dan kuku yang tajam," Sultan menandaskan.
Muasal Jenglot
Jenglot adalah figur atau sosok yang berbentuk manusia berukuran kecil (sekitar 10-17 cm), berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang. Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di Nusantara, seperti Jawa, Kalimantan, dan Bali.
Kemudian Jenglot juga dipercaya memiliki kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Sebagian masyarakat Indonesia meyakini jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan dapat mengundang bencana.
Dikutip dari laman Wikipedia, secara sosio realistis, jenglot merupakan binatang yang sangat lambat dalam bergerak hingga tak mungkin dapat bertahan hidup lama. Jenglot hidup di hutan belantara penuh dengan pohon raksasa tempat persembunyiannya.
Lalu jenglot hanya mampu keluar di malam hari karena tak ada binatang buas dan manusia yang akan mengganggunya dan menyebabkan kepunahan. Dalam pandangan mitos, jenglot dianggap memiliki kesaktian atau kekuatan mistis seumpama Dewa Wishnu dengan kendaraan garuda dan Siwa berkendara lembu.
Namun secara medis, jenglot didefinisikan sebagai bukan makhluk hidup setelah diteliti oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Salemba, Jakarta Pusat.
Advertisement