Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung memiliki pekerjaan rumah untuk menertibkan kendaraan itu karena banyaknya warga yang mengeluhkan aksi premanisme para sopir.
Mereka biasa beroperasi dari Jalan Ahmad Yani (Cicaheum) hingga Alun-alun Kota Bandung.
Berbagai upaya telah dilakukan demi mengeliminasi keberadaan omprengan. Wali Kota Ridwan Kamil mengaku sempat menawari solusi jika berani meninggalkan pekerjaan sebagai sopir ilegal. Namun tawaran sang wali kota diabaikan.
Selain itu, pemandian tempat Ken Arok suka mengintip Ken Dedes, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal Regional hingga Selasa (22/3/2016) sore.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional.
1. Diabaikan, Solusi Ridwan Kamil untuk Sopir Omprengan
Advertisement
Omprengan atau biasa dikenal sebagai 'angkot preman' adalah kendaraan pelat hitam yang digunakan sebagai angkutan umum. Keberadaan omprengan disorot tajam pasca-mencuatnya dugaan kasus penganiayaan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Pemerintah Kota Bandung memiliki pekerjaan rumah untuk menertibkan kendaraan itu karena banyaknya warga yang mengeluhkan aksi premanisme para sopir. Mereka biasa beroperasi dari Jalan Ahmad Yani (Cicaheum) hingga Alun-alun Kota Bandung.
Berbagai upaya telah dilakukan demi mengeliminasi keberadaan omprengan. Ridwan Kamil mengaku sempat menawari solusi jika berani meninggalkan pekerjaan sebagai sopir ilegal.
"Di pendopo saya ajak makan siang. Saya ngomong baik-baik bahkan pernah saya tawari pekerjaan yang bisa Pemkot Bandung lakukan. Saya tawarkan untuk mengurus taman kalau alasannya butuh makan dan sebagainya. Kita sudah sangat baik," kata lelaki yang akrab disapa Emil itu di Bandung, Senin 21 Maret 2016.
Selengkapnya baca di sini...
2. Di Pemandian Ini Ken Arok Suka Mengintip Ken Dedes
Semilir angin nan sejuk seakan menyambut siapa pun yang bertandang ke Petirtaan Watugede di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Petirtaan atau kolam pemandian ini adalah satu di antara sejumlah petirtaan yang bertebaran di daerah Singosari.
Namun, ada sebuah cerita di Petirtaan Watugede yang membuatnya sangat istimewa. Di tempat itu Ken Arok kali pertama bertemu Ken Dedes, yang dianggap sebagai perempuan yang melahirkan raja-raja besar di Tanah Jawa, khususnya Kerajaan Singasari dan Majapahit dari Dinasti Rajasa.
Sejarawan Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan, Petirtaan Watugede pada masa lampau dalam Kitab Pararaton disebut dengan Petirtaan Baboji dan dipercaya sebagai Tamansari Ken Dedes.
"Ini petirtaan khusus untuk mandi Ken Dedes dengan ditemani para dayang. Di petirtaan ini pula kali pertama terjadi perjumpaan Ken Arok dan Ken Dedes," kata Dwi Cahyono, Senin 21 Maret 2016.
Selengkapnya baca di sini...
3. Kisah Pilu Maestro Seni Sakral di Jembrana
Penyandang gelar maestro tari Berko (seni sakral dan langka) di Jembrana, Bali, yakni pasangan suami istri Nengah Tuntun (95) dan Ni Ketut Nepa (90) sangat memilukan hati. Pasangan ini masih harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pasutri asal Lingkungan Pancar Dawa, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana itu adalah merupakan seniman berko yang masih ada.
‎Kesenian Berko merupakan kesenian tua dan sakral dari daerah Jembrana. Kesenian itu memadukan gamelan dari bambu dan gamelan perunggu yang dipadukan dengan indahnya sebuah tarian.