Liputan6.com, Palembang - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang intensif menjajaki pengolahan sampah untuk sumber energi listrik.
Tiga negara besar sudah menawarkan kerjasama pengolahan sampah dengan alat incinerator buatan negara masing-masing.
Kepala Dinas Kebersihan Kota (DKK) Pemkot Palembang Agoeng Nugroho mengatakan tiga negara tersebut secara beruntut telah mengajukan kerjasama ke Pemkot Palembang.
"Ada tiga negara yang sudah mengajukan kerjasama yaitu Jepang, China dan Jerman. Keputusan kerjasama akan ditentukan dari hasil visibility study. Kita mengejar siapa yang lebih cepat saja," ujar Agoeng kepada Liputan6.com, di rumah dinas Walikota Palembang, Rabu, (23/3/2016).
Menurut dia, tiga negara itu mengincar Palembang karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampahnya tertata. Pengolahan sampah dilakukan secara biologis, dipisah berdasarkan biologisnya, sampah organik dan non organik.
Baca Juga
Kaleidoskop Pelembang 2024: Pesta Mewah Crazy Rich, Pembunuhan Sadis Mirip Vina Cirebon, Koas Unsri Dianiaya
Deretan Bisnis Sri Meilina, Ibu Mahasiswi yang Picu Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang
Kejanggalan Kasus Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang, Sopir Honorer BPJN hingga Dugaan Pelat Mobil Palsu
Advertisement
Baca Juga
"Kalau sebelumnya kan digabung jadi satu. Intinya tetap pemusnahan sampah jadi energi listrik," jelas Agoeng.
Agoeng juga mengatakan, tiga negara tersebut harus memberikan bentuk pelayanan lingkungan, membina negara berkembang lainnya, agar tidak terjadi polulasi pencemaran di udara, darat, air.
Sejauh ini, ada dua TPA di Palembang, yaitu di kawasan Sukawinatan dan Karya Jaya. Untuk volume sampah sendiri masih bisa tertampung.
Namun dengan adanya kerjasama incenarator ini bisa mengantisipasi bertambahnya lahan TPA untuk menampung sampah-sampah di Palembang.
Untuk incinerator sendiri, mereka akan memantau apakah asapnya terkontrol dan tidak menyebabkan polusi udara atau tidak. Dalam mesin incinerator tersebut ada alat penyemprot air yang mengubah asap menjadi uap air.
"Siapapun tamu yang datang, kita open. Karena ini ilmu pengetahuan, kita harus lebih terkonsep untuk hati-hati memilih," tandas Agoeng.