Sukses

Dijamin Ridwan Kamil, Monolog Tan Malaka Pentas Hari Ini

FPI Jawa Barat memaksa panitia penyelenggara Monolog Tan Malaka dibatalkan karena dianggap menyebarkan komunisme.

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil turun tangan menengahi tuntutan pembatalan pementasan Monolog Tan Malaka: Saya Rusa Berbulu Merah. Ia menjamin keamanan para penampil dan penonton dan mengizinkan panitia menggelar pertunjukan.

Ahda Imran, juru bicara Main Theatre selaku panitia pementasan, menyebutkan pertunjukan akan berlangsung dalam dua sesi, yakni pukul 16.00 dan 20.00 WIB pada hari ini, Kamis (24/3/2016). Pementasan itu juga akan ditonton Ridwan Kamil.

"Pertunjukan pukul 16.00 WIB kami prioritaskan untuk penonton yang telah memesan dan membeli tiket untuk pertunjukan tanggal 23 Maret 2016. Sedangkan penonton yang memesan dan membeli tiket untuk tanggal 24 Maret 2016, kami prioritaskan untuk pertunjukan pukul 20.00 WIB," tutur Ahda di Bandung, Kamis (24/3/2016).


Sebelumnya, puluhan anggota ormas keagamaan mendatangi dan mengancam agar panitia membatalkan pementasan Monolog [Tan Malaka](2282827 ""). Perwakilan FPI Jawa Barat, Dedi Subu, menuding pementasan itu bermaterikan ajaran komunis.

"Sudah jelas ini berpaham aliran kiri komunis dan itu sudah ada aturan yang melarang seperti di Tap MPR Nomor 25 Tahun 1966 juga Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 serta KUHP," ujar Dedi, Rabu, 23 Maret 2016.

Dedi mengetahui rencana pementasan itu dari masyarakat. Permintaan pelarangan itu juga diklaim sempat dimintakan kepada aparat hukum. Meski begitu, ia menegaskan pihaknya mengerahkan anggota untuk memastikan pementasan itu benar-benar dipenuhi IFI dan kelompok Main Theatre.

Terkait desakan itu, penyelenggara pementasan Monolog Theater Tan Malaka, Main Theatre, membatalkan pementasan tersebut. Padahal, seluruh tiket pertunjukan pada hari itu sudah terjual habis.

"Dua tiga ormas tadi salah satunya dari FPI, tetap mengatakan ini komunis, makanya kami akan menentang. Sementara yang lainnya mengancam akan membubarkan pementasan," ujar Ahda.

Ahda mengatakan pembatalan pementasan itu dilakukan bukan berarti tunduk pada FPI, melainkan demi keselamatan para pemeran dan penonton serta pengunjung lain di pusat kebudayaan Prancis itu.