Liputan6.com, Makassar - Bau busuk menyengat di penjuru Kota Makassar dalam sepekan terakhir. Gara-gara bau itu, warga setempat sempat saling tuding karena tak sudi penciuman mereka terganggu.
Hasil penelusuran mendapati sumber bau busuk itu ternyata berasal dari proyek normalisasi tempat pembuangan akhir (TPA) Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala. Proyek inisiatif Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto itu hendak menaikkan derajat TPA lama menjadi TPA bintang lima.
Langkah pertama proyek itu adalah menguruk tumpukan sampah yang ditimbun sejak 1993 menggunakan excavator. Akibatnya, aroma tak sedap terbawa angin ke arah barat, utara dan selatan Kota Daeng dari lokasi proyek yang berada di wilayah timur, berbatasan dengan Kabupaten Gowa.
Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melayangkan permohonan maaf kepada seluruh warga kota Makassar melalui media sosial Facebook Humas Pemkot Makassar.
"Saya secara pribadi dan atas nama pemerintah kota Makassar memohon maaf sebesar-besarnya dengan adanya aktivitas pekerjaan TPA Antang yang mengakibatkan sejumlah tempat merasakan bau tak sedap," tulis lelaki yang akrab disapa Danny itu, Jumat (25/3/2016).
Baca Juga
Danny mengatakan, pengerukan dan perataan gunungan sampah di tempat itu akan terus dilakukan hingga beberapa hari ke depan. Bagian belakang TPA yang selama ini tidak tersentuh sejak satu dekade lalu dibongkar untuk dibangun TPA bintang lima pertama di Indonesia.
Akibatnya, kata Danny, sampah yang selama ini terpendam dan membusuk di bagian bawah kini terbuka sehingga mengeluarkan bau busuk. PBau busuk itu kemudian terbawa melalui angin darat dan menyebar ke seluruh penjuru.
"Insya Allah ini tidak akan berlangsung lama, mohon semua bersabar untuk ke depan lebih baik lagi. Sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas pengertiannya semuanya kami ucapkan banyak-banyak terima kasih. Salam ki," tulis Danny lagi.
Berdasarkan catatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Makassar, kota berpenduduk 1,7 juta jiwa itu menghasilkan sekitar 10.400 meter kubik atau setara dengan 700 ton sampah perkotaan setiap harinya dibuang ke TPA Tamangapa. Padahal, kapasitas daya dukung maksimum TPA Tamangapa hanya sekitar 3.800 meter kubik.
Produksi sampah itu terdiri dari sekitar 87 persen sampah organik dan sekitar 13 persen adalah sampah anorganik, seperti plastik dan kertas.