Liputan6.com, Yogyakarta - Wika Milati Mulaningtyas (24), penerjun payung perempuan yang tewas di acara Jogja Air Show (JAS) di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, dinilai sudah tepat dalam melakukan prosedur pendaratan di atas air.
Namun, kata Danlanud Adi Sucipto Marsma TNI Imran Baidirus, tempat pendaratan Wika berada di pecahan ombak setinggi empat meter. Akibatnya, korban sempat tergulung ombak.
"Wika sudah melakukan prosedur untuk mendarat di atas air, namun landing-nya di pecahan ombak, dan sempat tergulung ombak tapi sempat diselamatkan SAR meskipun kondisi medannya sulit," kata Imran di Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta, Sabtu (26/3/2016).
Imran menjelaskan, jika kondisi cuaca pada pagi hari tadi juga sangat mendukung. Namun saat melakukan terjun payung, korban agak terpisah sendiri di atas laut.
Baca Juga
- Kisah Lelaki Sebatang Kara Bernama Rumah
- Gara-gara Bau Busuk, Wali Kota Makassar Minta Maaf via Facebook
- Rutan Malabero Bengkulu Terbakar, 256 Tahanan Dievakuasi
Ia tidak mengetahui permasalahan kenapa korban seolah terpisah sendiri. "Kita akan melakukan investigasi terkait penyebab korban jatuh di dalam air. Semua kejadian pasti akan dilakukan investigasi," kata Imran.
Menurut Imran, saat ditemukan tim SAR, kondisi korban masih hidup. Namun, nyawa Wika tidak bisa diselamatkan meski sempat mendapat perawatan.
Wika merupakan atlet Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang mengikuti acara Jogja Air Show (JAS) bersama 44 penerjun. Saat itu, ada tiga kali gelombang penerjunan.
"Lokasi pendaratan berada 35 meter dari bibir pantai, karena ombak besar sempat tergulung," ujar Irman.
Korban merupakan anak dari anggota TNI AU Serka Sudaryon. Saat ini, jenazah dibawa ke rumah duka Kompleks Blok H-3 Nomor 16, Lanud Adi Sutjipto, DI Yogyakarta. Namun, para wartawan tidak diperbolehkan untuk meliput di rumah duka.
"Rencananya besok pukul 11.00 WIB akan dimakamkan. Kita punya pemakaman lanud di keradenan," pungkas Imran.