Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta akan menggelar pilkada serentak tahun 2017. Beberapa partai politik mulai menyiapkan calon terbaiknya untuk merebut kursi Wali Kota Yogya dan juga bupati Kulonprogo
Seiring perhelatan itu muncul gerakan politik yang ikut sibuk jelang pilkada tahun depan, yakni Jogja Independent (Joint). Sesuai namanya organisasi ini bergerak untuk menggalang nama kandidat calon wali kota lewat jalur Independent.
Koordinator Sekretariat Joint, Yustina Neni mengatakan organisasi ini muncul karena kegelisahan di masyarakat terkait calon walikota yang diusung parpol. Â
Karena, kata Yustina, saat ini ada rasa tidak percaya masyarakat terhadap parpol. Karena dinilai tidak transparan dalam proses dan mekanisme pencalonan akibatnya warga banyak yang tidak mengetahui siapa yang mereka pilih.
Baca Juga
"Untuk itu Joint memberikan alternatif proses pencalonan kepala daerah secara independent yang menghilangkan politik uang dan konsesi. Joint ini sebagai sarana edukasi politik bagi masyarakat Yogya maupun masyarakat Indonesia," ucap Yustina, Senin (28/3/2016).
Oleh karena itu Joint, kata Yustina, terbentuk dari berbagai elemen masyarakat. Lalu Elemen masyarakat ini merumuskan apa saja kriteria pemimpin yang diinginkan dalam konvensi independen.
"Ini yang berbeda dengan proses pencalonan independen di daerah lain, di sini calon independent muncul terlebih dulu baru diperkenalkan ke publik, uji publik lalu didukung tim sukses," kata dia.
Neni menyebutkan ada 9 anggota panel konvensi yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat. Anggota panel ini dari agamawan, ahli/praktisi tata kota, ahli/praktisi keuangan publik, ahli/praktisi perbaikan birokrasi, pelaku seni dan politik seni, pelaku usaha, pegiat antikorupsi dan hukum, perempuan dan kesehatan masyarakat, hubungan luar negeri, dan politik perkotaan.
"Saat ini yang sudah bersedia di Panel 9 ada mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas dan mantan Wali Kota Yogyakarta Herri Zudianto," kata dia.