Liputan6.com, Banda Aceh - Uni Eropa alias UE akan melanjutkan kerja sama dengan Pemerintah Aceh dalam program Respons Indonesia terhadap Perubahan Iklim. Untuk itu, UE akan mengucurkan dana sebesar 6,5 juta euro atau sekitar Rp 96,5 miliar untuk menjalankan program tersebut di Aceh.
"Uni Eropa tetap melanjutkan kerja sama dengan Aceh, khususnya dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan pembangunan ekonomi secara berkesinambungan," ucap Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend saat menghadiri pertemuan di Pendopo Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Rabu (30/3/2016).
Sebelumnya, rombongan Dubes Uni Eropa disambut oleh Gubernur Zaini Abdullah dan Wali Nangroe Malik Mahmud serta unsur pejabat Pemerintah Aceh lainnya.
Dalam pertemuan di Pendopo Aceh, Guerend membeberkan alasan utama Uni Eropa melanjutkan program upaya mitigasi perubahan iklim di Tanah Rencong. Menurut dia, hutan Aceh kaya akan sumber alam berupa habitat flora dan fauna. Selain itu, Aceh juga memiliki lahan hutan lindung yang masih luas.
Baca Juga
"Uni Eropa telah menjalin hubungan dengan Aceh sejak lama. Dari pemberian dana rekonstruksi pasca-tsunami dan dukungan pada proses perdamaian Aceh. Hingga bantuan untuk perlindungan dan pelestarian hutan Aceh ini akan terus berkelanjutan," ujar Guerend.
Program tersebut dirancang untuk mendukung upaya menyesuaikan berbagai inisiatif Aceh dan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. "Serta untuk meningkatkan kapasitas pemerintah Aceh untuk menerapkan keputusan pemanfaatan lahan dengan baik. Oleh sebab itu, kita canangkan proyek Support to Indonesia's Climate Change Response ini untuk Aceh," tutur Guerend.
Program Respons Indonesia terhadap Perubahan Iklim akan berlangsung mulai tahun ini hingga 2019 mendatang.