Sukses

Sentra Ikan Bulak Sepi Penjual, Risma Ultimatum Lurah dan Camat

Sudah berjalan empat tahun ini, kawasan Sentra Ikan Bulak (SIB) masih sepi pengunjung.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi Bulak Festival 2016 di kawasan Sentra Ikan Bulak (SIB) Kenjeran, Surabaya. Di lokasi itu, ia mendapati ratusan stand yang tersedia tak ditempati penjual.

"Gimana mau ramai di SIB ini kalau penjualnya saja tidak ada?" kata Risma, Minggu, 3 April 2016.
 
Kesal dengan kondisi itu, Risma mengultimatum tokoh masyarakat mulai dari kecamatan, kelurahan, RT dan RW setempat di wilayah Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya, agar kembali mengajak warganya menempati stand-stand di Sentra Ikan Bulak(SIB). Risma meminta semua pedagang yang ada di sekitar pesisir Bulak untuk pindah berjualan ke stand SIB.

"Saya kasih waktu kepada Pak Camat dan Pak Lurah sampai satu bulan ke depan. Kalau tidak ditempati SIB ini, maka akan ditempati pedagang dari Pabean," ujar Risma.

Para pedagang Pabean itu, kata dia, sudah dua tahun ini mengirim surat kepada Risma. Namun, dia tidak menanggapinya karena gedung SIB dibangun untuk warga Bulak agar bisa menghasilkan kesejahteraan warga sekitar.

"Kalau nanti ditempati warga lain, jangan menyesal lho warga sini," ucap Risma.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan ini menegaskan berkali-kali mengajak kepada warga dan memohon kepada tokoh masyarakat untuk meramaikan gedung berlantai dua itu. Risma meyakini kawasan itu bisa menjadi jujukan wisata baru di Kota Surabaya bila dikelola dengan baik.


Sentra Ikan Bulak (SIB) yang terletak di sebelah utara Pantai Kenjeran, tepatnya di Jalan Bulak Cumpat Nomor 1, dibangun Pemerintah Kota Surabaya pada 2009 dan diresmikan pada Desember 2012. Pembangunannya menelan dana APBD senilai Rp 20.960.320.666.

Sepi pengunjung, pendapatan penjual ikan asap di Sentra Ikan Bulak, Kenjeran, Surabaya, menurun hingga 50 persen. (Liputan6.com/Dhimas Prasaja)

Sentra Ikan Bulak (SIB) ini diperuntukan sebagai pusat pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Tujuan utamanya untuk memberikan tempat usaha bagi UKM bidang perikanan dan kelautan yang layak sehat dan modern. Namun, sudah berjalan empat tahun ini, kawasan Sentra Ikan Bulak (SIB) masih sepi pengunjung.

Irfatul Ilmi, salah seorang penjual ikan asap, mengaku kepada Liputan6.com, pasar ikan itu hanya ramai ketika digelar acara insidentil saja. Saat hari biasa, pengunjung yang datang hanya satu dua. Hal itu berimbas pada pendapatannya.

"Saya sudah tiga tahun jualan di tempat ini dan memang gratis tidak dipungut biaya apapun. Tapi, ya ada penurunan penghasilan sejak saya jual di dekat rumah saya di Kejawan Lor dulu," keluh Ilmi, sapaan akrab perempuan yang sudah berjualan sejak 2000, Minggu, 3 April 2016.

Senada dengan Ilmi, Yuyus, penjual ikan asap lainnya, menyebutkan jumlah penjual ikan asap yang berjualan di bangunan dua lantai itu hanya 30 orang. Padahal, Sentra Ikan Bulak menyiapkan 212 stand bagi pedagang ikan maupun hasil olahan laut.

"Saat itu masih belum siap untuk tempat memanggangnya dan pihak Pak Lurah waktu itu menyarankan gantian saja. Mungkin itu penyebab warga penjual ikan asap yang tidak mau dan sekarang di sini, hanya ada 10 orang saja penjual ikan asap di sini," tutur Yuyus.

Ia mengatakan sejak pindah di Sentra Ikan Bulak (SIB) pendapatan menurun. "Saya jual di pinggir jalan dekat rumah bisa mencapai penghasilan Rp 200 ribu. Jadi ada penurunan 50 persen. Itu pun masih menunggu pengunjung," ujar Yuyus.