Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempersiapkan ikon wisata baru bagi para warga dan turis yang akan berkunjung ke kotanya. Ikon wisata itu berbentuk jembatan sepanjang 800 meter yang berbentuk seperti busur.
Jembatan setengah melingkar itu berada di pesisir Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur. Yang menarik adalah jembatan tersebut didesain sendiri oleh Risma.
"Ini bikin jembatan desain suka-suka sendiri," ucap Risma saat ditemui di Bulak Festival, Minggu, 3 April 2016.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, di tengah jembatan tersebut terdapat lokasi selfie yang berbentuk lingkaran dan lebih lebar dari ruas jalan biasanya.
Menurut Risma, jembatan itu akan terbagi dalam tiga lajur dengan satu arah. Sepanjang jalan di jembatan itu akan dihiasi lampu dan beberapa rambu lalu lintas. Agar lebih menarik, Pemkot Surabaya akan menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung.
"Banyak fasilitas yang dibangun, mulai dari pemasangan lift menuju selasar lantai dua, tempat parkir, hingga membangun air mancur menari," dia menerangkan.
Baca Juga
Perencanaan sebagai ikon wisata juga cukup matang. Risma berencana menghadirkan fasilitas penunjang, seperti banana boat. Ada pula fasilitas penghubung menuju Sentra Ikan Bulak (SIB) untuk memfasilitasi wisatawan mengisi perut.
Risma menargetkan jembatan yang berketinggian 20 meter di atas laut itu akan rampung sebelum malam pergantian tahun nanti. Target itu molor dari rencana awal karena faktor pembebasan lahan.
Proyek yang menghabiskan anggaran Rp 119 miliar itu semestinya dimulai pada pertengahan 2014. Namun, pengerjaan jembatan baru bisa dimulai awal 2015.
Warga Penasaran
Pengerjaan jembatan kini memasuki tahap penyelesaian. Karena belum diresmikan, pagar menuju jembatan sengaja ditutup dan dijaga. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memasuki jembatan itu.
Hal itu memancing penasaran warga. Titin Pramesti, misalnya. Warga Krembangan, Perak, Surabaya, mengaku sering melintas kawasan itu tapi tak pernah berhenti. Sore itu, ia sengaja datang dan bergantian mengintip lewat celah yang ada dengan suami dan anaknya.
Â
"Kebetulan sering, sore hari jalan-jalan di sini dan penasaran mas, jalan kok ditutup. Ternyata di sana bagus. Kalau lihat laut sore hari di sana. Enggak sabar sih pengin masuk dan menikmati jembatan ini," ujar Titin kepada Liputan6.com.
Risma mengaku sengaja memundurkan peresmian dengan alasan akan menata kampung nelayan yang berada di sekitar Pantai Kenjeran dulu. Ia ingin warga setempat bisa tertib sebelum jembatan itu dibuka untuk umum. Jika tertib, ia meyakinkan masyarakat setempat bisa menangguk untung atas keberadaan jembatan itu.
"Kenapa saya tunda peresmian jembatan itu? Saya masih ajari berkala warga di sini, harus benar disiapkan dan aku ajari mereka," tutur Risma.
Sebagai langkah awal, Risma meminta warga membangun tempat MCK yang layak. Selain itu, rumah-rumah milik nelayan Kenjeran sengaja dicat warna-warni agar lebih atraktif.
Ia juga berusaha menyiapkan warga dengan mendidik ketertiban. Ia berbagi pengetahuan tentang teknik pengolahan ikan yang bersih dan higienis.
Dengan cara itu, Risma optimistis bisa menghidupkan kembali kampung nelayan di pesisir Pantai Kenjeran Lama dalam waktu dekat.
"Supaya konsumen yang akan membeli ikan para nelayan tidak ragu tentang kebersihannya saja. Jadi, nanti tidak boleh sembarangan kalau jemur ikan," Risma memungkasi.
Advertisement