Liputan6.com, Surabaya - Robot rancangan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengalahkan robot buatan 16 kontestan dari negara-negara di Asia, termasuk Tiongkok, dalam kategori robot rescue junior di ajang Robocup Singapore Open 2016 yang berlangsung pada 30 Maret–2 April 2016. Dengan demikian, mereka berhak menyandang juara 1 dalam kompetisi tingkat Asia itu.
Robot yang dinamakan Robo Rush itu dirancang oleh tiga siswa kelas 6 SD, yakni Firman Fathoni, Alwansyah Muhammad dan Gatra Rayhansyah, dengan pembina robotika Endik Setiawan. Mereka menghabiskan Rp 3 juta untuk membeli seluruh komponen robot. Sedangkan, waktu pembuatan robot memakan waktu tiga bulan.
Ditemui di lantai 3 SD Muhammadiyah 4 Pucang, Endik mengungkapkan keberhasilan siswanya bukanlah yang pertama. Pada tahun sebelumnya, Tim Robot SD Muhammadiyah 4 berhasil meraih juara 1 dan 2 dalam ajang serupa.
"Untuk pembuatannya memakan waktu tiga bulan dan tiga minggu untuk waktu intensifnya yang disiapkan," kata Endik kepada Liputan6.com, Selasa, 5 April 2016.
Robo Rush yang diciptakan itu, kata Endik, adalah robot yang bisa berjalan di area atau di tempat yang kesulitannya tidak bisa dijangkau manusia. Menurut Endik, keunggulan robot itu adalah bisa melewati jembatan dan halangan serta mengambil bola dengan sudut tertentu. Dalam hal ini, mengambil bola adalah tantangan yang harus ditaklukkan robot tersebut.
Baca Juga
"Bola itu diibaratkan benda apa saja. Robot ini bisa mencari harta karun di laut serta mengambil black box dengan sensor infrared," tutur Endik.
Dalam kompetisi itu, robot ditempatkan di alas sirkuit berukuran 2 x 2 meter. Sirkuit itu berbentuk garis hitam dengan motif bentuk kurva atau garis putus-putus. Pada jalur itu ditempatkan sejumlah penghalang. Robot harus bisa menghindari penghalang dan melintasi lekukan. Tentu saja, robot juga wajib mengambil bola sebanyak tiga kali di sudut tertentu.
Tantangan itu bisa ditaklukkan dengan baik. Bahkan, kinerja robot buatan para siswa SD itu mengalahkan performa robot buatan Tim Tiongkok.
"Tim kami bisa mengambil bola sebanyak tiga kali dengan perolehan poin pada ronde ke-2 mencapai 118, dan ronde ke-3 mencapai 280 poin. Sedangkan, tim robot China hanya peroleh 240 poin di ronde ke-3," Endik menjelaskan.
Desain robot cukup sederhana. Perangkat yang digunakan hanya terdiri dari sensor infrared, komponen perangkat kerat, baterai, arduino, servo serta empat omni roda robot.
Salah seorang anggota tim, Alwansyah Muhammad, menyatakan keikutsertaannya dalam lomba bukan karena paksaan. Ia memang menyukai robot, khususnya mainan remote control, sejak kelas 3 SD. Ia bahkan bercita-cita menjadi profesor.
"Saya masuk tim ini karena kakak saya juga pernah ikut tim robotika SD Muhammadiyah," imbuh Alwan.
Advertisement