Liputan6.com, Manado - Kemarin menjadi batas waktu pemberian tebusan bagi kebebasan 10 anak buah kapal (ABK) Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Hingga hari ini, belum ada kabar resmi tentang hasil negosiasi.
Hal itu makin menambah kecemasan keluarga korban, termasuk dari keluarga kapten kapal Brahma 12, Peter Tonsen Barahama, yang rencananya akan menikahi pacarnya tahun ini.
"Peter memiliki pacar di Tahuna, tepatnya mengajar sebagai guru di Tabukan Selatan. Namanya Telly Pontoh," ucap Charlos Barahama, ayah Peter, saat ditemui di rumah keluarganya di Kelurahan Bailang, Kecamatan Tuminting, Manado, Jumat, 8 April 2016.
Meski sudah merajut cinta dan tukar cincin sejak 2013, menurut Charlos, putranya itu jarang membawa wanita pilihannya itu ke rumah. "Bahkan belum pernah dia bawa ke rumah," ujar Charlos.
Baca Juga
Baca Juga
Pria 64 tahun itu menambahkan putranya memang sudah merencanakan untuk segera menikah. "Cuma belum tahu persis tanggalnya kapan," ujar Charlos.  Â
Terkenang akan putranya, Charlos menceritakan tentang masa kecil Peter yang paling suka makan sagu dan ikan bakar. Bahkan, dia sering ke laut untuk mencari ikan.
"Dia pemberani dan cerdas, Meski dia masih kecil dan cuaca buruk," ucap Peter.
Sejak Jumat kemarin, rumah adik ipar Charlos yang sementara ini ditinggali Charlos dan istrinya Sofitje Salemburung didatangi banyak kerabat. Mereka banyak mengikuti perkembangan lewat media yang ada.
"Mulai dari pagi kemarin, hingga hari ini. Banyak keluarga yang datang. Mendoakan agar Peter dan kawan-kawannya selamat," ujar Sofitje.
Sofitje sendiri masih yakin putra bungsunya itu selamat. "Peter dalam kondisi baik. Saya yakin dia selamat," ujar Sofitje dengan mata berkaca-kaca.
Advertisement