Sukses

Mahasiswa Cirebon Berprestasi Terancam Batal Tampil di Hawaii AS

Di Hawaii AS, mahasiswa Cirebon bakal mempresentasikan hasil penelitiannya soal keterkaitan wisata dan keberlanjutan nilai lokal masyarakat.

Liputan6.com, Cirebon - Ghannez Novaldy Loreza, mahasiswa asal Cirebon yang tengah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Udayana, terancam batal menghadiri konferensi internasional bidang pariwisata University of Hawaii di Manoa, Honolulu, Amerika Serikat. Padahal, ia terpilih menjadi salah satu pembicara dalam sidang panel untuk mempresentasikan hasil penelitiannya.

Ghanez berencana memaparkan penelitiannya yang berjudul Practical Method on Sustainable Tourism Pemuteran Community Based Tourism in Bali. Dalam acara itu, ia juga akan mendapat penghargaan Graduate Scholar Award bersama peneliti asal Jerman, Kanada dan Thailand di University of Hawaii, Amerika Serikat pada 22-23 April 2016.

"Saya memohon kepada pemerintah atau masyarakat yang berkenan memberikan bantuannya berangkat ke Amerika dan mempresentasikan hasil penelitiannya untuk meraih Graduate Scholar Award bersama tiga akademisi lainnya," tutur Ghanezz yang didampingi Sultan Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat di Keraton Kasepuhan, Minggu sore, 10 April 2016.

Ghanezz mengungkapkan dalam penelitian itu, ia menemukan keterkaitan antara wisata dan keberlanjutan nilai lokal masyarakat setempat yang dikelola Yayasan Karang Lestari. Bukan hanya keindahan pantai dan upacara adat setempat, yayasan yang didirikan Agung Prane itu juga memasukkan berkunjung ke panti asuhan dalam paket wisatanya.

Kondisi warga setempat yang masih terbelakang dalam hal pendidikan dan ekonomi menjadi latar belakang paket wisata tersebut. Wisatawan yang berkunjung diharapkan bisa memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak tersebut. Dengan begitu, masyarakat setempat diuntungkan dengan bergeraknya pariwisata di Pulau Dewata.

"Dari paket wisata yang ditawarkan, Yayasan Karang Lestari pernah meraih runner up 1 sebagai pariwisata sedunia, dan saya melihat di sana juga butuh pendidikan Bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara," tutur Ghannez.

Mahasiswa semester VI Jurusan Industri Perjalanan Pariwisata Universitas Udayana Bali itu mengatakan cara tersebut menjadi bukti bahwa pariwisata juga bisa bermanfaat bagi warga setempat. "Intinya adalah masyarakat lokal diuntungkan, bukan hanya pelaku, pengusaha atau investor objek wisata yang diuntungkan," ucap Ghannez.

Namun, presentasinya untuk mempromosikan manfaat pariwisata bagi masyarakat lokal Pemuteran, Bali itu terancam batal karena tidak didukung dana yang memadai. Ghannez pun terancam gagal meraih Graduate Scholar Award di University of Hawaii.

Untuk itu, Sultan Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat mengaku akan membuat memo ke Kemenlu, Kemenpar, Kemendikbud, dan Presiden Pata Chapter Indonesia untuk membantu ongkos pemberangkatan Ghannezz ke Amerika. Ia yakin bantuan itu akan meningkatkan pamor Indonesia di Amerika Serikat.

"Saya akan merekomendasikan pihak-pihak terkait untuk membantu Cirebon, dan segera akan diarahkan, karena waktunya sudah mepet," ujar Arief.