Liputan6.com, Pekanbaru - Secara fisik tubuh mempelai pria yang ternyata perempuan itu cukup kekar dan suaranya seperti laki-laki. Tak disangka jika mempelai laki-laki itu seorang perempuan.
Rani dan Defrian Suriono telah memadu kasih selama tujuh tahun. Namun hanya lewat Facebook dan sekedar lewat telepon. Selama itu, Rani tidak mengetahui sang pacar adalah perempuan tulen.
Nahas, identitas asli sang pengantin lelaki jadi-jadian itu terbongkar sehari ijab kabul, hanya karena malu membuka baju di depan pasangannya.
Advertisement
Berita tentang calon suami yang ternyata seorang perempuan tulen berhasil menyedot perhatian pembaca di Liputan6.com, di kanal Regional, Senin (11/4/2016).
Dua berita lainnya yang tak kalah populer adalah mengenai 5 fakta menarik tentang aksi nakal cewek kinjeng atau perempuan kupu-kupu malam Semarang dan cara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengangkat Kampung Nelayan Kenjeran, Surabaya.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. 7 Tahun Pacaran di Facebook, Rani Tak Tahu Calon Suaminya Sejenis
Hari ini seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi Rani, warga Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Namun, harapan menjadi "Ratu Sehari" di pelaminan ternyata berujung pembatalan pernikahan.
Hal itu lantaran sang pengantin pria, Defrian Suriono, ternyata berjenis kelamin perempuan.
"Memang sempat dilakukan ijab kabul di KUA. Karena mempelai laki-laki adalah perempuan, ikatan pernikahan antara keduanya langsung dibatalkan. Pernikahan ini tidak memenuhi syarat dan rukun nikah dalam Islam," ucap Kepala KUA Kecamatan Rengat, Mistar Abdurahman, Sabtu (9/4/2016).
KUA Kecamatan Rengat mengaku kecolongan dengan kejadian itu. Pasalnya, berkas dokumen yang diserahkan Defrian, mulai dari kartu tanda penduduk (KTP) hingga kartu keluarga (KK) adalah laki-laki.
2. 5 Fakta Geliat Nakal Cewek Kinjeng Semarang
Keberadaan cewek kinjeng menjadi fenomena tersendiri di Semarang, Jawa Tengah. Para perempuan pekerja seks komersial jalanan itu biasa mangkal di kawasan Jalan Imam
Bonjol.
Mereka mangkal mulai dari depan Stasiun Poncol hingga memasuki Jalan Tanjung dan Jalan Pemuda. Lokasi itu dianggap strategis karena terdapat hotel melati bertarif Rp 100 ribu-150 ribu yang bisa disewa tiga jam saja.
Berikut lima fakta lain terkait aksi nakal cewek kinjeng Semarang, sebutan bagi perempuan kupu-kupu malam.
3. Tak Seperti Ahok, Ini Cara Risma Mengangkat Kampung Nelayan
Beda Jakarta, beda pula Surabaya. Jika kampung nelayan di kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, dipastikan digusur Ahok, nasib lebih baik dialami masyarakat Kampung Nelayan Kenjeran, Surabaya.
Mengenakan kaus oranye, bercelana hitam, serta helm, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung mengecat rumah nelayan di kawasan Pantai Cumpat yang berada tepat di depan gedung Sentra Ikan Bulak (SIB) itu.Begitu pula dengan rombongan SKPD yang datang bersama Risma.
"Ini pasti bagus kalau dicat warni-warni kan? Ayo rek, ayo mana catnya?" ucap Risma bersemangat.
Risma menjelaskan kawasan pinggir Pantai Kenjeran itu adalah kawasan pinggiran Pantai Cumpat yang tak lain adalah kampung nelayan. Dia berharap Kampung Kenjeran akan menjadi destinasi baru di Kota Surabaya yang khas dan berbeda dengan kampung nelayan di daerah lain.