Liputan6.com, Jambi - Asiah, seorang perempuan paruh baya di Kota Jambi kaget usai menyadari uang yang baru saja ditariknya dari sebuah anjungan tunai mandiri (ATM) adalah palsu. Kecurigaan muncul karena banyak pedagang yang enggan menerima uang tersebut sebagai pembayaran.
"Saya curiga, karena banyak pedagang tidak mau menerima uang dari saya. Katanya uangnya aneh, seperti palsu. Padahal uang itu saya ambil dari ATM," ujar Asiah di Jambi, Selasa (12/4/2016).
Ia menceritakan, pada Jumat pekan lalu, ia menarik uang dari sebuah mesin ATM Bank Jambi senilai Rp 2 juta dengan pecahan Rp 100 ribu. Usai dari ATM, Asiah lantas membeli pulsa senilai Rp 100 ribu. Namun saat akan membayar, penjual pulsa enggan menerima uang yang diberikan Asiah dan meminta diganti.
Begitu juga saat bertransaksi dengan pedagang lain. Uang pecahan Rp 100 ribu yang diberikan Asiah banyak ditolak. "Memang terlihat uangnya sedikit lusuh bentuknya," kata dia.
Baca Juga
Setelah di rumah, Asiah pun mencari tahu kepada keluarganya yang bekerja di bank dan tahu akan bentuk uang asli. "Setelah dicek ternyata benar palsu," ujar dia lagi.
Keluarga Asiah pun lantas memeriksa dan mengecek seluruh uang yang ditarik dari ATM tersebut. Dari hasil pengecekan ditemukan satu lembar uang lainnya yang diduga palsu. "Dari Rp 2 juta dari ATM itu, ada dua lembar pecahan Rp 100 ribu yang palsu," ujar Asiah.
Mendapati temuan itu, Asiah bersama keluarga lantas mengadukan ke Ombudsman perwakilan Jambi. Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi Jambi, Taufik Yasak menyayangkan atas temuan uang diduga palsu dari mesin ATM Bank Jambi tersebut.
"Ini kelalaian, mestinya petugas bank menyortir dulu uang yang akan dimasukkan di ATM. Jadi tahu palsu atau asli," ujar Taufik.
Ombudsman Jambi meminta kepada Bank Jambi untuk bertanggungjawab. Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi juga diminta lebih giat menyosialisasikan kepada masyarakat dan turut mengambil tindakan atas kejadian ini.