Sukses

Dian Sastro dan Adik-adik Bintangnya

Dian Sastro bersedia membiayai enam adik-adik bintang dalam program beasiswa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara pula melanjutkan pendidikan. Salah satunya dengan berburu beasiswa. Program pemberian bantuan dana pendidikan itu rupanya diminati aktris Dian Sastrowardoyo yang lebih populer dengan nama Dian Sastro.

Bintang film AADC?2 itu menyalurkan sebagian hartanya melalui Yayasan Hoshizora. Pendiri yayasan yang berbasis di Bantul, Yogyakarta, Megarini Puspasari menyebut Dian bersedia membiayai enam adik-adik bintang, sebutan penerima beasiswa, untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi hingga selesai. Tentu, para peraih beasiswa itu harus lolos tes.

"Memang tidak banyak yang tahu karena ini masih menjadi program baru dan pilot project beasiswa perguruan tinggi. Sebelumnya, beasiswa ditujukan kepada anak SD, SMP dan SMA," kata Mega, Senin, 11 April 2016.

Mega menuturkan Dian tidak hanya menjadi donatur bagi yayasan. Alumnus Universitas Indonesia itu juga sering menjadi pembicara dalam seminar inspiratif di depan adik-adik bintang.

"Dian sering bercerita jika menjadi Dian saat ini bukanlah tanpa perjuangan. Sebelum menang Gadis Sampul, ia melakukan riset dulu bagaimana menjadi pemenang Gadis Sampul. Ia selalu menyiapkan impian sehingga akhirnya tercapai," ujar Mega.

Mega menyatakan peraih Beasiswa Dian Sastrowardoyo hanya bagi anak-anak yang sudah tergabung dalam yayasan. Jumlah anak yang tergabung dalam yayasan saat ini mencapai 1.000 anak yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain Beasiswa Dian Satrowardoyo, Hoshizora juga mengelola Beasiswa Mimpi Anak Negeri dan Beasiswa Kids Go To School. Jika Beasiswa Mimpi Anak Negeri hanya ditujukan bagi anak-anak berprestasi dari golongan ekonomi lemah, beasiswa Kids Go To School disediakan bagi anak-anak golongan ekonomi lemah dan tidak perlu berprestasi.

Kuotanya tidak banyak, hanya 10 persen. Sisanya lebih banyak untuk Beasiswa Mimpi Anak Negeri.

Anak-anak peraih beasiswa harus lolos seleksi administrasi dan memberikan fotokopi rapor. Setelah seleksi berkas, mereka akan menjalani tes wawancara untuk diketahui motivasinya bersekolah dan meraih impiannya. Setelah tahapan wawancara, mereka akan didatangi ke rumah.

"Untuk melihat bener tidak anak ini berasal dari golongan tidak mampu, kita akan ketemu orang tuanya ngobrol terkait anak itu. Setelah proses ini dilalui maka kita akan putuskan anak tersebut menjadi adik bintang," ujar Mega.

Dalam proses seleksi, Hoshizora juga menggandeng 22 guru pendamping di seluruh Indonesia. Mereka berfungsi sebagai koordinator wilayah dalam program beasiswa yang ada.

"Guru yang kita pilih juga tidak sembarangan. Guru ini harus mengisi formulir yang harus aku verifikasi dahulu. Kita pilih guru karena dia sangat dekat dengan anak didiknya. Mulai dari informasi akademik hingga kondisi keluarga," tutur Mega.

Mega menambahkan selain beasiswa, Hoshizora juga memberikan pendampingan bagi adik-adik bintang. Program pendampingan biasanya dikemas melalui forum seminar, pelatihan hingga outbond. Dalam seminar itu akan didatangkan pembicara yang inspiratif yang biasanya pernah mengalami susah hingga bisa sukses.

"Itu menjadi visualisasi dari impian mereka sehingga banyak anak-anak yang datang ke kampus ingin merasakan bangku kuliah. Kegiatan ini sangat mempengaruhi anak dalam mengejar mimpinya sesuai nama Hoshizora yaitu langit yang berbintang," kata Mega.