Liputan6.com, Bandung - Tepuk tangan dan tawa riang menggema dalam ruang serba guna di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Bandung saat puluhan warga binaan berlenggak-lenggok di atas catwalk. Mereka asyik beraksi demi memperebutkan gelar sebagai Miss Universe Pemasyarakatan (Unipas) 2016.
Terdapat dua kategori yang diperebutkan oleh warga binaan tersebut, Miss Tomboi dan Miss Unipas 2016. Pesertanya juga tak biasa, yakni mereka yang berusia di atas 45 tahun dan para perempuan tomboi.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Wanita Klas II A Sukamiskin Bandung, Sutra Duma mengatakan pemilihan ini merupakan salah satu rangkaian acara memperingati Hari Kartini dan Hari Bakti Pemasyarakatan.
"Sekarang fashion show pemilihan Miss Unipas tapi untuk warga binaan yang berusia di atas 45 tahun. Seperti tahun kemarin, tapi sekarang ditambah Miss Tomboi yang biasanya seperti anak cowok didandanin feminin," kata Sutra saat ditemui di sela-sela acara.
Baca Juga
Ia sengaja mengkhususkan peserta lomba untuk mereka yang berusia di 45 tahun demi memberi kesempatan warga berkreativitas. Pemilihan Ratu Sejagat ala lapas itu sengaja dibuat nyeleneh agar berbeda dari ajang serupa yang mengedepankan wanita-wanita muda.
Walau begitu, para peserta tetap serius mempersiapkan diri. Mereka sengaja berlatih jalan di catwalk dengan bimbingan warga binaan lain. Mereka juga belajar bagaimana berbicara di depan umum agar luwes menjawab pertanyaan juri.
"Meski masih agak kaku tapi warga binaan sudah bisa tampil di depan umum kemudian bantuan teman-teman sahabat Lapas membuat warga binaan bisa tampil seperti sekarang," ucap dia.
Sutra berharap dengan adanya pemilihan Miss Unipas, warga binaan Lapas bisa lebih percaya diri dan bisa berbaur dengan masyarakat usai masa penahanan usai.
"Selain hiburan untuk warga binaan, selepas keluar dari sini mereka bisa percaya diri dan berbaur dengan masyarakat karena yang hadir saat ini ada dari pihak luar juga dan ke depannya lebih termotivasi untuk berkembang," tutur dia.
Bayi di Lapas
Tak hanya kehadiran Ratu Sejagat, kehadiran delapan bayi juga mewarnai Lapas Wanita Klas II A Sukamiskin Bandung setelah menerima warga binaan pindahan dari Rutan Pondok Bambu, Jakarta. Jumlagh itu dipastikan akan bertambah karena terdapat tiga warga binaan yang tengah hamil besar dan menunggu proses persalinan.
Menurut Sutra, banyaknya bayi yang berada di Lapas Wanita Sukamiskin Bandung lantaran saat menghuni sel tahanan, warga binaan tengah dalam masa kehamilan. Tetapi, ada pula yang saat dipindahkan sudah memiliki anak yang tidak bisa dititipkan ke pihak lain.
"Ada bapaknya yang kena kasus juga ditahan jadi nggak bisa diurus di luar. Kita tegaskan juga nggak ada yang hamil saat jadi warga binaan. Selain itu, memang diperbolehkan ada bayi hingga umur dua tahun," ucap Sutra.
Berbagai upaya dilakukan pihak Lapas agar bisa memberikan nutrisi kepada bayi dan sang ibu karena dalam proses menyusui.
"Tentunya kita perhatikan untuk sang ibu kita beri nutrisi tambahan karena sedang menyusui seperti porsi makan lebih diperbanyak, terutma asupan sayur dan buah," tutur dia.
Selain itu, pihak Lapas berencana membuat ruangan khusus untuk mengasuh para bayi yang berada di dalam Lapas.
"Itu sedang dalam proses pembuatan, kita ada ruang dan kita ubah karena balita banyak. Kita memang harus karena bayi yang ada di sini lebih dari satu. Nantinya, akan ada pengasuh jadi bisa ditinggal oleh ibunya juga," ujar Sutra.
Advertisement