Liputan6.com, Semarang - Sembilan perempuan dari komunitas Samin menyemen kaki mereka sebagai protes atas rencana penambangan bukit karst di Pegunungan Kendeng untuk dijadikan pabrik semen. Aksi menyemen kaki ala kesembilan wanita yang umumnya kaum Samin itu pun mengingatkan kembali kenangan tentang kehidupan masyarakat ini di masa lampau.
Kaum Samin dikenal sangat memegang nilai kejujuran, hingga sering dinilai naif. Anggota kaum Samin tersebar di Jawa Tengah, persisnya sekitar Blora, Pati, Rembang, Purwodadi, dan sekitarnya.
Cerita tentang kaum Samin menyita perhatian pembaca di Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Kamis (14/6/2016).
Advertisement
Dua berita lainnya yang tak kalah populer adalah akhir petualangan Sukarno, si kakek pemburu gajah dan pembunuhan 2 petugas pajak yang dibunuh oleh pengusaha getah karet, AL.
Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:
1. Mengenal Kaum Samin, Orang-orang Jujur Penentang Pabrik Semen
Budayawan Gunawan Budi Susanto atau akrab disapa Kang Putu menceritakan ilustrasi kisah nyata yang menggambarkan karakteristik kaum Samin.
Dalam salah satu tulisannya, Kang Putu menulis pernah melihat ibunya kedatangan seorang tamu. Seorang lelaki yang memikul arang dari kampungnya, sekitar 5 kilometer dari Kota Blora.Â
Saat itu Kang Putu menyadari bahwa ibunya sangat tahu sang penjual adalah lelaki Samin. Maka ia membeli tanpa menawar. Sebab, ibu Kang Putu tahu persis lelaki itu berkata ada adanya.
Bagaimana kisah lengkapnya?
2. Akhir Petualangan Sukarno Si Pemburu Gajah
Petualangan Sukarno alias Pakde Cecep, si pemburu gading gajah kandas di tangan Polres Tebo, Jambi. Kakek berusia 78 tahun itu berhasil ditangkap bersama tersangka lain, Elpian alias Mamang (43), di Desa Semabu, Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo, pada 10 April 2016 lalu.
Meski uzur, kemampuan Sukarno membelah hutan Jambi demi memburu gading gajah tak lantas menurun. Terakhir, ia membunuh seekor gajah untuk diambil gadingnya pada 28 Januari 2016.Â
Saat beraksi, Sukarno hanya bekerja sendirian mengandalkan sebuah senjata api rakitan. Ia kemudian menjual gading gajah buruannya seharga Rp 12 juta per kilogram kepada Elpian.
Namun sebelum sempat terjual, baik si pemburu maupun penadah keburu tertangkap di rumahnya masing-masing.
3. Pengusaha AL Dibantu 4 Orang Bunuh 2 Petugas PajakÂ
AL, pengusaha getah karet di Nias diduga tidak sendirian membunuh dua petugas pajak KPP Gunung Sitoli yang datang ke lokasi usahanya.
Berdasarkan pemeriksaan, ia dibantu empat orang lainnya saat membunuh Parada Toga FÂ Siahaan dan Soza Nolo Lase pada Selasa, 12 April 2016, sekitar pukul 11.30 WIB.
Keempat tersangka baru itu, yakni Marwan Gulo alias Rama (18 tahun), Anali Zalukhu alias Ana (17), Bedali Lahagu alias Ama Yusu (43) dan Desama Lahagu alias Dedi (22). Mereka adalah warga Nias.
Saat ini, seluruh tersangka diperiksa di Polres Nias. Total 10 saksi diperiksa dalam kasus pembunuhan itu.