Sukses

Kerap Diburu, Gajah di Jambi Tinggal 150 Ekor

Terus berkurangnya populasi gajah jantan ini cukup mengkhawatirkan.

Liputan6.com, Jambi - Jajaran Polda Jambi baru-baru ini menangkap dua tersangka pemburu [gajah Sumatera](Akhir Petualangan Sukarno Si Pemburu Gajah ""). Kerap jadi hewan buruan untuk diambil gadingnya, populasi gajah di Provinsi Jambi diperkirakan hanya tinggal 150 ekor.

Hal ini diungkap oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi saat menanggapi maraknya perburuan gajah. Bahkan menurut BKSDA, khusus gajah jantan, populasinya terus berkurang. Hal ini mengingat, gading yang menjadi sasaran utama perburuan hanya dimiliki oleh gajah jantan.

"Populasi gajah Sumatera di Jambi yang ada di alam diperkirakan hanya 150 ekor. Khusus gajah jantan tidak sampai separuhnya, karena gadingnya terus diburu," ujar Kepala BKSDA Provinsi Jambi, Syahimin di Jambi, Jumat (15/4/2016).

Menurut dia, terus berkurangnya populasi gajah jantan ini cukup mengkhawatirkan. Kondisi ini bisa mengganggu proses reproduksi hewan bernama latin Elephas maximum Sumateranus itu. "Kini, sebagian besar yang ada adalah gajah betina. Jika reproduksi terganggu, tentu kembang biaknya akan sulit," kata Syahimin.

Dia mengatakan rata-rata usia gajah Sumatera bisa mencapai 60 tahun. Sehingga perlu terus dilakukan pelestarian dan pengawasan yang ketat secara bersama jika ingin kelestarian kehidupan gajah Sumatera yang sudah menjadi hewan langka terjaga.

Syahimin menyebutkan, salah satu faktor utama berkurangnya populasi gajah di Jambi adalah konflik dengan manusia. Baik karena gajah masuk kawasan perkampungan maupun maraknya perburuan ilegal.

Sejak 2013, BKSDA Provinsi Jambi mencatat sedikitnya ada 7 kasus perburuan gajah Sumatera. Namun baru satu kasus yang berhasil terungkap pelakunya.

Terkini, seekor gajah Sumatera bernama Dadang ditemukan mati dalam kondisi membusuk di kawasan hutan Kabupaten Tebo. Gading gajah malang yang tinggal satu biji turut hilang. Polisi berhasil menangkap dua pelaku, sementara tiga pelaku lainnya masih diburu.

Awalnya, gajah tersebut sengaja didatangkan dari Taman Nasional Way Kambas, Lampung untuk dibebasliarkan dan dipasang alat detektor GPS. Sayang, saat ditemukan, diduga Gajah Dadang mati ditembak, alat GPS yang dipasang dipunggungnya juga sudah rusak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.