Liputan6.com, Surabaya - Jawa Timur termasuk dalam provinsi yang masih sangat kurang tenaga profesional dokter gigi. Khususnya di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
"Sebanyak 152 puskesmas di Jatim hingga saat ini belum mempunyai tenaga kesehatan dokter gigi," ujar Gubernur Jawa Timur, Soekarwo seperti dilansir dari antara saat membuka Rakernas Persatuan Dokter Gigi Indonesia di Surabaya, Jumat.
Menurut Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo ini, Indonesia masih kekurangan tenaga profesional dokter gigi, termasuk di dalamnya provinsi Jatim.
"Dengan jumlah penduduk sekitar 38 juta jiwa, hanya 4.100 dokter gigi yang terdaftar di Jatim dengan rasio 1:10 atau seorang dokter gigi untuk 10 ribu penduduk," kata dia.
Baca Juga
Ia mengatakan angka itu sudah sesuai standar, namun penyebarannya belum merata karena para dokter gigi belum tergerak untuk mengabdi di wilayah dengan pelayanan kesehatan kurang, seperti di daerah terpencil.
Tercatat sebanyak 152 dari 960Â puskesmas di 855 desa di Jatim tidak memiliki dokter gigi, padahal fakultas kedokteran gigi semakin bertambah.
"Faktor kurangnya kesadaran, kepedulian, dan nasionalisme menjadi alasan lulusan kedokteran gigi tidak mau ditempatkan di daerah," jelas Pakde Karwo.
Menurut dia, sebagian besar dokter gigi yang ada di Jatim menumpuk di kota-kota besar, seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Jember, bahkan lebih dari 40 persen dokter gigi berada di Surabaya.
"Padahal menurut Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, setiap puskemas harus memiliki minimal satu orang dokter gigi. Jika tidak terpenuhi, maka akan menyulitkan proses akreditasi puskesmas," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jatim, drg Yahya MKes menuturkan jumlah puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi saat ini sudah berkurang dari tahun 2014 yang berkisar 200 puskesmas.
"Untuk menyadarkan tentang kesehatan gigi, maka kami mengadakan bakti sosial dan penyuluhan untuk masyarakat secara rutin di lokasi-lokasi yang kekurangan dokter gigi," tandas Yahya.