Liputan6.com, Makassar - Bulan Ramadan tak sampai hitungan dua bulan lagi. Seiring mendekatnya bulan suci umat Islam, permintaan daging sapi biasanya meningkat. Lantaran itulah, para peternak sapi berupaya menjaga kondisi kesehatan hewan ternak dengan memberikan asupan rumput terbaik.
Namun, para peternak di Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tak membiarkan sapi-sapi milik mereka mengonsumsi rumput sembarangan. Mereka justru memberikan asupan berbeda.
Saat Liputan6.com menyambangi Kelurahan Borong, belasan ekor sapi tampak berbanjar rapi di pinggir kanal yang berbatasan langsung dengan Kompleks Taman Sari. Segerombolan sapi itu asyik makan tanaman kangkung yang batangnya menjalar dan endemik tumbuh di area berair seperti sawah, sungai, dan kanal.
"Sengaja kita lepas sapi-sapi ini ke pinggir kanal makan sayur kangkung agar kondisinya tetap bugar dan sehat," ucap Accung, penggembala sapi milik Rahman, kepada Liputan6.com, Selasa, 19 April 2016.
Baca Juga
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Sulsel Agung Joni Wahyuda mengatakan, memakan kangkung sangat baik untuk kesehatan. Baik itu dikomsumsi manusia maupun sapi.
"Kami wajib memberikan informasi rasa aman bagi masyarakat di Kota Makassar yang mengonsumsi pangan asal hewani. Dan yang bahaya itu jika sapi-sapi makan limbah sampah di TPA Tamangapa Antang karena ternak yang seharusnya dilepaskan bebas di padang rumput untuk mencari makanan. Namun justru banyak kita temui dan dibiarkan bebas mencari makanan di tumpukan sampah," kata Agung Joni Wahyuda.
Menurut Agung, semua sapi yang bertebaran di TPA umumnya akan melalap sisa makanan manusia. Bahkan sering juga sapi-sapi itu makan plastik ataupun sampah yang mengandung logam berat yang nantinya membuat kualitas nutrisi daging sapi dapat berkurang setelah dipotong.
Adapun bagi masyarakat Sulawesi Selatan, daging sapi kerap dibuat coto atau soto. Sedangkan tulangnya diolah menjadi konro, masakan khas Makassar.
Advertisement