Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendadak berkunjung ke Pasar Keputran Surabaya bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda). Ia datang menumpang bus milik Polrestabes Surabaya sekitar pukul 22.00 WIB dan langsung disambut ratusan polisi dan anggota Satpol PP Kota Surabaya yang berjaga.
Wali Kota Surabaya perempuan pertama itu berjalan menyusuri setiap lantai Pasar Keputran. Utamanya lantai 2 yang sempat dijadikan tempat tinggal ilegal oleh warga. Walau serius, Risma tetap menebar senyum dan sapaan hangat kepada warga.
"Dimana sih kok katanya ada yang masih tinggal dan tidur di bangunan di pasar ini? Aku juga mau lihat malam ini," kata Risma, Selasa, 19 April 2016.
Dalam kunjungan itu, ia masih menemukan sejumlah bangunan liar yang disebut warga Surabaya sebagai petak. Sedikitnya ada lima petak yang belum dibongkar, meski warga tidak lagi menggunakannya untuk tidur.
"Ya nanti fungsi di pasar ini harus tetap jadi pasar, bukan tempat tinggal," ucap Risma.
Baca Juga
Baca Juga
Risma memberikan batas waktu pembongkaran petak di lantai 2Â Pasar Keputran hingga Kamis, 21 April 2016. Jika pedagang tidak juga membongkar, Pemkot Surabaya yang akan melaksanakannya. Ia ingin pembenahan pasar bisa segera dilaksanakan agar pasar bisa kembali berfungsi.
Selanjutnya, Pemkot Surabaya akan mendata pedagang yang akan memanfaatkan lahan tersebut. Termasuk di dalamnya para pedagang kaki lima. Namun, ia menyatakan hanya pedagang dari Kota Surabaya yang berhak berjualan di Pasar Keputran.
"Kita tidak bisa karena syaratnya pedagang Surabaya dan nanti kita akan komunikasikan dengan Pak Gubernur supaya nanti bisa ditempatkan di rumah susun yang dikelola oleh provinsi," kata Risma lagi.
Ke depan, Risma menyatakan akan merevitalisasi Pasar Keputran pada tahun ini. "Sebetulnya kita sudah menyiapkan banyak dan sudah beberapa tahun mereka kita minta merevitalisasi PD Pasar, tetapi alhamdulillah, mudah-mudahan tahun ini bisa jalan," ujar Risma.
Advertisement