Liputan6.com, Rejanglebong - Beragam air terjun tersebar di Indonesia. Namun, jarang yang mengalirkan air dengan suhu berbeda dalam satu lokasi. Salah satunya terdapat di Desa Belitar Seberang, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu.
Dinamai Air Terjun Tri Muara Karang, air terjun itu mulai banyak dikunjungi warga baik dari Rejanglebong maupun daerah lainnya, khususnya setiap hari Minggu dan hari libur.
"Sudah banyak yang datang ke sini baik yang berasal dari Rejanglebong, kemudian dari Kota Bengkulu serta dari sejumlah daerah di Provinsi Sumsel seperti Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas," kata Kepala Desa Belitar Seberang, Kecamatan Sindang Kelingi, Jauhari, dilansir Antara, Rabu (20/4/2016).
Lokasi air terjun yang berada di desa yang dipimpinnya itu, kata dia, berjarak sekitar 3 km dari Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau. Kondisi jalan masih berupa jalan tanah sehingga pengunjung yang datang harus menggunakan kendaraan roda dua yang sudah dimodifikasi.
"Namun jika ditempuh melalui Desa Sindang Jati bisa lebih mudah karena akses jalan sudah diaspal," ucap Jauhari.
Baca Juga
Baca Juga
Objek wisata yang sudah dibuka sejak beberapa tahun lalu itu, saat ini masih dikelola masyarakat setempat secara swadaya. Para pengunjung yang datang dikenakan biaya parkir kendaraan, yakni untuk sepeda motor Rp 5.000 dan mobil Rp 10.000, sedangkan untuk pengunjung tidak ditarik biaya apa pun.
Sebelumnya Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rejanglebong Karneli mengatakan Air Terjun Tri Muara Karang yang luas areanya mencapai dua hektare selama ini belum tersentuh pembangunan.
Air terjun yang terdiri atas beberapa bagian ini memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan objek wisata serupa karena memiliki ketinggian lebih dari 50 meter. Selain itu, di bagian atas terdapat kolam air panas yang luasnya mencapai 10 meter persegi.
Air yang mengalir ke bawah dalam beberapa anakan air terjun sehingga pengunjung bisa merasakan adanya air terjun yang turun berupa air panas dan ada juga air dingin.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sudah mengusulkan pembangunan jalan menuju lokasi wisata ini agar dibangun pada tahun ini. Sejauh ini, pihaknya belum mengetahui jalan itu akan dibangun oleh Pemkab Rejanglebong atau pemerintah pusat.
"Kita hanya ingin akses pengunjung mudah sehingga bisa menambah penghasilan masyarakat sekitar," kata Karneli.
Advertisement