Liputan6.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) memenuhi janjinya untuk mengunjungi Daffa Farros Oktoviarto, bocah yang menghalau para pengendara sepeda motor yang melintas di trotoar.
Ketika Hendi datang ke sekolah bocah pemberani itu, ternyata Daffa malah bersembunyi. "Daffa ngumpet pak," teriak salah satu siswa.
Hendi hanya tersenyum. Ia lalu masuk ke kelas menjemput Daffa. Namun karena banyaknya siswa, Hendi malah bingung.
"Siapa tahu, saya ini siapa? Saya mau ketemu adik-adik, terutama teman kalian namanya Daffa, mana Daffa?" kata Hendi.
"Itu pak di depannya bapak," teriak seisi kelas. Ternyata Daffa sudah keluar dari kolong meja dan duduk di bangku tepat di depan Hendi.
Baca Juga
Wali Kota Semarang ini pun ditertawakan anak-anak SD. Hendi kemudian duduk memangku Daffa.
Mereka berdua berbincang dan membahas keberanian Daffa menghadang orang-orang dewasa pelanggar hak pejalan kaki di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Kalibanteng.
"Berani saya, soalnya kan benar, motor enggak boleh di trotoar," kata Daffa.
Setelah agak lama ngobrol, Hendi kemudian memberikan kejutan yang sudah disiapkan. Hendi langsung memberikan penghargaan berupa piagam bertuliskan "Diberikan kepada Daffa Farros Oktoviarto atas keberanian dalam menegakkan kedisiplinan di Kota Semarang. Serta telah menginspirasi warga Kota Semarang untuk lebih berperan aktif".
Mendapat kejutan ini, Daffa langsung tersenyum dan menyalami Hendi. Kemudian, salah seorang staf Hendi menuntun sepeda baru dan langsung diberikan kepada Daffa.
Wajah bocah 9 tahun itu langsung semringah, walau sebelumnya sempat menolak sepeda yang hendak diberikan pihak sekolah.
"Sepedanya baru. Mau saya," kata Daffa.
Saat diberikan, agar bisa menginspirasi banyak teman-temannya dan menambah semangat Daffa, ditempel tulisan "Sepeda untuk Menegakkan Aturan". Daffa langsung melompat ke sadel dan berfoto bersama Wali Kota Semarang.
Usai memberikan penghargaan kepada Daffa, Hendi berinteraksi dengan siswa lainnya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan berhadiah, sedangkan Daffa memandang kagum sepeda barunya.
"Sepedaan ah nanti," kata Daffa.
Saking antusiasnya, ia sempat menarik Hendi dan bertanya soal gir di sepeda barunya. Setelah itu ia juga bertanya soal bike tag atau mata kucing yang dikiranya lampu.
"Gir sepedaku yang lama enggak kayak itu. Pak Wali, nyalain lampunya bagaimana?" tanya Daffa.
Mendapat pertanyaan tak terduga ini, Hendi kelabakan. Ia mencoba mencari tahu letak tombol untuk menyalakan lampu. Akhirnya ia pasrahkan penjelasan mengenai teknis itu kepada stafnya.
Merasa Daffa sudah puas. Hendi berpamitan dan berjalan ke luar kelas. Baru beberapa langkah Hendi berjalan, ternyata Daffa mengejarnya.
Ia ternyata terpikir soal keamanan bersepeda, sehingga ia iseng meminta helm dan pengaman kepada Wali Kota.
"Pak, ada helmnya? Sama yang buat lutut itu, lho," tanya Daffa lagi.
"Oh, iya, nanti disusulkan ya. Nanti sore," jawab Hendi.
Hendi menegaskan, hadiah sepeda diberikan kepada Daffa karena terinspirasi aksi yang dilakukannya. Namun bukan berarti ia mendukung Daffa dan anak-anak lain melakukan aksi berbahaya itu, yang lebih ditekankan adalah kedisiplinan dan taat tata tertib.
"Sepeda itu inspirasinya dari apa yang dilakukan. Dulu dia rutin pasang batu, tapi motor tetap nyeberang. Saya berikan apresiasi. Bisa inspirasi anak muda agar mampu jadi anak yang hebat," kata Hendi.