Sukses

Begini Awal Mula Kerusuhan di Lapas Kerobokan

Pemicu kerusuhan akibat sebagian napi Lapas Kerobokan menolak kehadiran 11 tersangka kasus pembunuhan di Jalan Teuku Umar, Denpasar.

Liputan6.com, Denpasar - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Kerobokan kembali rusuh, kemarin malam. Pada akhir tahun lalu, penjara terbesar di Bali itu juga rusuh yang melibatkan dua ormas besar, Baladika Bali dan Laskar Bali.

Ketika itu dua anggota ormas Baladika Bali tewas. Tak sampai di situ, kerusuhan lantas menjalar ke luar Lapas Kerobokan. Keributan pecah di Jalan Teuku Umar, Denpasar. Tiga anggota ormas Baladika kembali meregang nyawa.

Empat bulan kemudian, 11 tersangka kasus pembunuhan di Jalan Teuku Umar, Denpasar siap menjalani sidang perdana. Pada Kamis 22 April 2016, mereka dititipkan di Lapas Kerobokan oleh Kejaksaan Negeri Denpasar. Hal itulah yang memicu penolakan dan kembali berbuntut kerusuhan pada Kamis malam sekitar pukul 20.00 Wita.

Kapolres Badung, Ajun Komisaris Besar Tony Binsar Marpaung membenarkan pemicu kerusuhan akibat narapidana di dalam lapas menolak kehadiran 11 terdakwa kasus pembunuhan di Jalan Teuku Umar, Denpasar.

Ia menjelaskan, kemarin sore sekitar pukul 16.00 Wita, 11 tersangka itu tiba di Lapas Kerobokan. Kehadiran mereka ditolak, utamanya oleh napi yang berada di dalam Blok D dan H.

Menurut Tony, polisi baru menerima pemberitahuan dari Kepala Lapas Kerobokan pada pukul 19.00 Wita ihwal terjadi ketegangan akibat penolakan tersebut. Tony langsung meluncur ke lapas terbesar di Pulau Dewata itu.

"Terjadilah dialog dan kemudian ada kesepakatan di antara mereka. Jadi, mereka itu sebetulnya sudah sepakat untuk diterima di sini," ucap Tony di Denpasar, Jumat (23/4/2016).

Dari Blok D dan H

Hanya saja, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba terjadi penolakan dari sebagian narapidana. "Tapi pada saat pelaksanaannya, belum sempat tahanan itu masuk ke dalam, ada penolakan-penolakan dari yang lain, sehingga terjadilah keributan. Keributan itu diawali dari Blok D dan H," ujar Tony.

Keributan meluas. Blok D dan H dijebol. Kaca-kaca kantor di dalam lapas hancur berserakan oleh timpukan batu. Dari dialog yang berlangsung sekitar empat jam, akhirnya disepakati jika 11 terdakwa itu tidak dititipkan di Lapas Kerobokan demi menjaga kondusifitas.

"Sebelas tahanan itu kita sudah komitmen untuk tidak dititipkan di sini. Di mana selanjutnya akan dititipkan, itu nanti menjadi kewenangan pihak lapas," kata dia. Tony menampik jika aparat kepolisian tunduk terhadap ormas.

"Tahanan itu tidak dititipkan di sini karena tuntutan mereka. Tapi bukan berarti kita tunduk terhadap ormas. Awal kerusuhan di bulan Desember itu kan karena mereka yang ditahan ini, sehingga kalau mereka dititipkan di sini akan muncul masalah baru lagi. Itulah pertimbangannya," sebut Tony.

Alasan penolakan terhadap 11 tersangka itu lantaran kedua ormas sudah sepakat berdamai. "Mereka itu (Laskar Bali dan Baladika Bali) sudah damai. Mereka tidak menerima kalau tiba-tiba ada orang masuk, yang di bulan Desember lalu membuat kerusuhan. Mereka tidak terima," tutur Tony.

Pada Jumat dini hari tadi sekitar pukul 01.00 Wita, narapidana Lapas Kerobokan yang berada di luar blok sudah kembali ke dalam kamar mereka masing-masing. Kemudian pada pukul 01.30 Wita, polisi menarik mundur pasukannya yang terdiri dari Dalmas dan Brimobda Polda Bali.