Liputan6.com, Gorontalo - Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Pemprov Gorontalo telah memeriksa dan meneliti sejumlah lokasi peternakan di kabupaten/kota untuk mencegah wabah antraks meluas di wilayah itu. Hasil penelitian itu akan secepatnya dipublikasikan agar masyarakat tetap tenang mengonsumsi daging.
"Dalam pernyataan Dirjen Peternakan Kementan RI juga telah menyampaikan bahwa kasus antraks ini belum menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Gorontalo," ujar Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, seperti dilansir Antara, Sabtu (23/4/2016).
Selain pemeriksaan, Idris juga menginstruksikan instansi terkait memperketat masuknya sapi dari luar daerah. Sejumlah pos-pos pemeriksaan dioptimalkan guna menghindari masuknya antraks ke Provinsi Gorontalo.
Baca Juga
Wagub juga mengimbau agar masyarakat Provinsi Gorontalo tenang dan tidak terpengaruh isu-isu terkait mewabahnya antraks di Provinsi Gorontalo. Ia menyatakan pemerintah tidak akan tinggal diam untuk mencegah adanya antraks itu.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo, Provinsi Gorontalo kembali memusnahkan ternak kerbau milik warga yang diduga mengidap bakteri antraks. Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gorontalo Harris Tome mengatakan, pemusnahan kerbau yang sakit akibat antraks dilakukan dengan cara dibakar.
"Kerbau yang menderita antraks tersebut adalah milik dari warga inisial EA (45) yang merupakan pasien pertama terduga antraks kulit akibat kena darah kerbau miliknya yang disembelih beberapa hari yang lalu," ungkap Haris.