Liputan6.com, Solo - Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, menyatakan revitalisasi bangunan kuno Ndalem Joyokusuman butuh dana Rp 28 miliar, membengkak dari sebelumnya RP 25 miliar. Rumah itu dahulu tempat tinggal para pangeran dari putra mendiang penguasa Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwono X.
Kepala Bidang Cagar Budaya Dinas Tata Ruang Kota Pemkot Surakarta Mufti Raharjo mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut rencananya Pemkot mengajukan anggaran kepada pemerintah pusat dan Gubernur Jawa Tengah.
Saat ini Pemkot tengah menyusun detail engineering design (DED) untuk merevitalisasi Ndalem Joyokusuman. Pengajuan anggaran sebesar Rp 28 miliar itu diperkirakan akan dilakukan tahun depan.
"Untuk perinciannya, nanti dari Kemen PU (Kementerian Pekerjaan Umum) kita akan mengajukan sekitar Rp 20,5 miliar untuk fisik bangunan, sementara dari dana Gubernur Jawa Tengah kita ajukan sekitar Rp 7,5 miliar untuk menata kawasan di sekitarnya," kata Mufti di Solo, seperti dilansir Antara, Jumat, 22 April 2016.
Baca Juga
Mufti mengatakan untuk bangunan fisik dibutuhkan dana cukup besar karena bangunan Ndalem Joyokuysuman sudah tidak terawat.
"Kemarin sudah kita ambil gambar dari atas. Dari hasilnya, bangunan Ndalem Joyokusuman ini sudah terlihat seperti hutan. Makanya diperlukan dana cukup besar untuk perbaikan fisiknya," kata Mufti.
Terkait dengan penataan kawasannya, pemkot akan menata jalan menuju Ndalem Joyokusuman dan memberikan solusi untuk empat rumah semipermanen yang ada di lahan tersebut.
"Saat ini kita sudah mempersiapkan solusi bagi mereka. Namun tentunya menunggu kebijakan wali kota dulu. Namun, tentunya kita akan tetap memberikan solusi yang terbaik untuk mereka," ujar Mufti.
Untuk penataan kawasan jalan, katanya, pemkot tidak akan membebaskan lahan sekitar untuk memperlebar jalan. Pemkot hanya berpegang pada sertifikat Ndalem Joyokusuman dan kawasan jalan yang saat ini ada.
"Kalau pembebasan lahannya untuk bangunan semipermanen yang ada di pintu masuk itu saja, sedangkan untuk jalan menuju kawasan Ndalem Joyokusuman kita tidak akan membebaskan lahan," ucap Mufti.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya akan berupaya memulihkan bangunan di kampung Jokowi itu supaya bisa digunakan sebagai pusat budaya. Selain itu, bisa menambah pengetahuan generasi muda mengenai budaya Jawa agar tidak hilang.