Liputan6.com, Pangkep - Tangan Nurlina tampak cekatan dan tangkas mengarahkan kemudi perahu motornya. Mata perempuan itu awas melihat luas perairan yang biasa dibelahnya setiap hari.
Hiasan bendera merah putih berukuran mini berkibar di ujung perahu yang sehari-hari menjadi alat untuk mencari nafkah untuk keluarganya itu. Hampir tiap hari dipakai untuk menghinggapi dari satu pulau ke pulau lain yang terhampar di kabupaten Pangkujene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan.
Nurlina adalah salah seorang nelayan perempuan di Pulau Kulambing, Desa Mattiro Uleng, Liukang Tupabiring Utara, Pangkep.
Di Kabupaten yang bertetangga dengan Maros ini ada 117 pulau berpenghuni, dan hampir semuanya berprofesi sebagai nelayan.
"Saya sudah mengenal melaut sejak usia 13 tahun. Saya harus bangkit dan hidup menjadi tulang punggung keluarga," ujar perempuan berusia 31 tahun ini.
Baca Juga
Nurlina berharap, ada perhatian pemerintah yang berbentuk pemberdayaan pada masyarakat di kampungnya.
Advertisement
"Kita ingin pemerintah tahu, bahwa kami harus berjuan setiap hari di laut, dan kita berharap ada pemberdayaan yang bisa memudahkan kami dalam berusaha," ujar Nurlina.
Kegigihan Nurlin dan para perempun penduduk pulau-pulau di Kepulauan Pangkep ini membuat Menteri Desa, Pembangunan Daerh Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PTT) Marwan Jafar kagum.
Karena, di mata Marwan, perempuan merupakan salah satu penyangga kehidupan dan pembangunan desa. Bahkan, menurut politisi PKB itu, maju mundurnya suatu desa sangat bergantung dengan perempuan di dalamnya.
"Perempuan itu penentu sekaligus tulang punggung maju mundurnya suatu desa," ujar Marwan saat blusukan ke Kabupaten Pangkep, Sabtu (23/4/2016).
Marwan juga mengapresiasi para peserta program Sekolah Perempuan. Kegiatan ini diprakarsai Institut Kapal Perempuan di Kabupaten Pangkep dan diikuti 489 anggota.
"Harapan saya perempuan tidak hanya berani tampil dan bersuara, namun harus berbuat untuk hal yang bersifat produktif. Kita dorong terus agar perempuan untuk proaktif dalam pembangunan desa," ujar dia.
Bagaimanapun, kata Marwan, Unsur perempuan harus terlibat dalam musyawarah desa, membuat program produktif seperti UMKM, Usaha Bersama Komunitas dan sebagainya.
"Sebab sudah jelas, perempuan merupakan salah satu unsur penting dalam program Desa Membangun Indonesia," jelas Marwan.
Marwan juga meminta perempuan desa ikut mengawal dan aktif bekerja dalam program pemanfaatan dana desa.
"Dana desa sudah naik terus dari tahun ke tahun, harus digunakan pertama untuk Infrastruktur. Kemudian baru untuk pembangunan sarana prasarana sosial dasar seperti puskesmas, posyandu, dan PAUD. Sedangkan ketiga untuk penguatan ekonomi lokal seperti BUMDes," tandas Marwan.