Sukses

574 Polisi Amankan Peringatan April Makassar Berdarah

April Makassar Berdarah untuk mengenang tindakan reresif aparat pada 1996 hingga menelan korban jiwa.

Liputan6.com, Makassar - Sebanyak 574 personil gabungan polisi disebar dalam menghadapi peringatan April Makassar Berdarah (Amarah) oleh mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Tim Polres Makassar juga diback-up oleh pasukan dari Direktorat Sabhara Polda Sulselbar.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Rusdi Hartono menyebutkan 574 personil tersebut, kata Rusdi terdiri dari 1 SSK Dalmas Direktorat Sabhara Polda Sulsel, 1 SSK Remas Dit Sabhara Polda Sulsel, 1 SSK Remas Sat Sabhara Polrestabes Makassar, 1 SSK Dalmas Sat Sabhara Polda Sulsel.

Selain 1 SSK gabungan Sat Reskrim, Sat Narkoba, Sat IK Polrestabes Makassar,  1 SSK gabungan Sat Lantas Polrestabes Makassar, 1 SSK gabungan Sat Binmas Polrestabes Makassar dan Unit Binmas serta 1 SSK masing-masing Polsek jajaran Polrestabes Makassar.

"Saya harap personil yang terlibat dalam kegiatan pengamanan memperingati AMARAH tahun 2016 ini dapat melaksanakan tugas dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab serta mengedepankan langkah-langkah persuasif dan preventif," kata dia di sela-sela memimpin apel dalam rangka kesiapan mengantisipasi kegiatan peringatan April Makassar Berdarah (Amarah) di bawah Jembatan Fly Over, Makassar, Minggu (24/4/2016).

Rusdi meminta seluruh personel dalam melaksanakan kegiatan pengamanan menghindari terjadinya tindakan anarkis atau berlebihan serta mengedepankan koordinasi kepada pengamanan dalam (Pamdal) masing-masing flooting atau tempat tugas.

"Apabila ditemukan adanya aksi-aksi yang menonjol agar personel segera berkoordinasi ,"harapnya.

574 personil gabungan ditempatkan dibeberapa titik yang disinyalir menjadi lokasi aksi peringatan "April Makassar Berdarah" diantaranya Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang jalan Urip Sumoharjo Makassar, Pekuburan Islam Dadi, Fly over Jalan Urip Sumoharjo Makassar dan depan kampus I UMI jalan Urip Sumoharjo Makassar.

April Makassar Berdarah merupakan gerakan sosial mahasiswa di Makassar pada 1996 dalam mengenang upaya refresif aparat keamanan dalam menangani aksi besar-besaran oleh sejumlah Kampus di Makassar khususnya penyerangan aparat ke Kampus UMI Makassar. Tindakan refresif tersebut menelan korban jiwa 3 orang dari kalangan mahasiswa.