Liputan6.com, Palembang - Pegawai negeri sipil (PNS) dan wartawan yang berdinas di lingkungan kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel), pasti tidak asing dengan sosok Suminah (63)--atau sering dipanggil Bik Sum penjual pempek.
Pembawaannya sangat sederhana. Ia ramah dan senyum terus menghiasi‎ wajahnya. Kehadiran Bik Sum pun seringkali ditunggu-tunggu para pelanggannya yang selalu ketagihan dengan jajanan pempek dan kue yang selalu ia suguhkan.
Padahal, jarak dari rumah Bik Sum di Lorong Kelinci, Sekip, ke kantor Pemprov Sumsel cukup jauh. Namun keinginan Bik Sum untuk berjualan masih kuat.
Baca Juga
Baca Juga
Namun, banyak yang tidak tahu bahwa pekerjaan sederhana Bik Sum ini bisa membuat anak-anaknya sukses hingga jadi petinggi di instansi pemerintahan.
Hidup di tengah kesederhanaan tidak membuat wanita kelahiran Kutoarjo, Jawa Tengah (Jateng), ini ‎mempunyai mimpi yang sederhana juga. Meskipun ia hanya mengenyam bangku sekolah dasar (SD), Bik Sum menginginkan anak-anaknya bisa meraih gelar sarjana dan menjadi orang sukses.
Rajutan mimpi Bik Sum bersama suaminya, Sadimin (70), untuk menyekolahkan sembilan anaknya sungguh patut diacungkan jempol. Bik Sum yang hanya penjual pempek dan Sadimin yang bekerja sebagai kuli bangunan mampu membiayai kuliah enam anak‎nya ke perguruan tinggi bergengsi di Palembang dan Jakarta.
Setiap hari, Bik Sum menjajakan 100 buah pempek dan 100 buah kue yang dipanggulnya sendiri menggunakan keranjang dan tampa seng. Bik Sum hanya mengantongi untung berjualan pempek sekitar Rp 100.000 setiap harinya. Tak jarang juga jualan Bik Sum banyak tidak laku dan ia harus pulang dengan untung yang sedikit.
"Hidup kami pas-pasan untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Makanya anak pertama hingga ketiga tidak bisa mengenyam pendidikan kuliah. Namun, saya bertekad kalau anak-anaknya harus bisa hidup lebih layak dari orang tuanya. Mereka harus kuliah sehingga bisa jadi orang sukses," ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu, 23 April 2016.
Segendang sepenarian, anak-anak Bik Sum mempunyai kemauan yang kuat untuk belajar dan berprestasi. Anak keempat dan keenamnya bisa mendapatkan beasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Akutansi (STAN) Jakarta dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta.
Meskipun mendapatkan beasiswa dan bebas dari biaya kuliah, Bik Sum harus rutin mengirimkan uang bulanan untuk anak-anaknya. Bik Sum juga harus membiayai kuliah ketiga anaknya yang lain di perguruan tinggi negeri dan swasta Palembang.
Dengan jerih payahnya mengumpulkan pundi-pundi uang, kini anak-anaknya sudah sukses menjadi orang besar. Anak keempatnya sudah bekerja di Kantor Pajak di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), anak kelimanya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel, dan anak keenamnya ‎bekerja sebagai PNS di Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel.
"Kalau anak kedelapan saya baru tamat kuliah dan kini sedang mencari kerja. Sedangkan anak bungsu saya masih kuliah semester lima di PTS Palembang," kata Bik Sum.
Advertisement
Sakit Kalau Tidak Jualan
Meskipun anak-anaknya sudah sukses berkarier dan mempunyai kehidupan yang layak, Bik Sum tidak ingin bergantung ke anak-anaknya. Hingga saat ini Bik Sum masih tetap berjualan walaupun hasil jualannya itu tidak seberapa dibandingkan dengan uang bulanan yang diberikan anak-anaknya.
Anak-anaknya acapkali menyuruh Bik Sum untuk berhenti berjualan. Namun Bik Sum enggan meninggalkan profesinya ini dan masih ingin mencari nafkah untuk hidupnya.
"Kalau berhenti jualan, badan saya pegal-pegal semua. Sudah terbiasa berjualan seperti ini, jadi susah untuk meninggalkannya," ujar nenek 10 cucu ini.
Â
Selain sakit-sakitan jika tidak berjualan, alasan Bik Sum tetap menjajakan pempek ke pelanggannya agar bisa tetap menabung untuk membiayai hidupnya dan kuliah anaknya.
"Uang jualan pempek ini untuk biaya hidup dan kuliah anak bungsu. Anak-anak saya yang lain juga rutin kirim uang dan bantu bayar kuliah adiknya, tapi saya tidak pernah meminta. Kalau dikasih, saya terima. Kalau tidak dikasih, ya saya bayar sendiri kuliahnya," ungkapnya.
Saat ditanyakan tentang cita-cita Bik Sum, wanita paruh baya ini hanya menginginkan anak-anaknya bahagia dan‎ tidak hidup susah seperti orang tuanya.
Advertisement